PIKIRAN RAKYAT – Rencana vaksinasi gelombang kedua digelar pada April 2021 hingga Maret 2022 dengan target 63,9 juta warga di daerah berisiko penularan tinggi dan 77,4 juta anggota masyarakat lain menggunakan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.
Untuk membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity, setidaknya 70 persen dari total penduduk Indonesia harus disuntik vaksin Covid-19 dan penyuntikan dilakukan dalam waktu berdekatan atau serentak, supaya kekebalan komunitas atau herd immunity secara nasional bisa terbentuk.
Guna mencapai target, pemerintah ciptakan ide untuk mempercepat cakupan vaksinasi dengan memperbolehkan vaksinasi mandiri oleh perusahaan swasta, sehingga semakin cepat tercapai kekebalan imunitas atau herd immunity.
Menanggapi ide tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin mengatakan bahwa pemerintah belum menetapkan harga vaksin mandiri atau gotong royong Covid-19, sebab Bio Farma belum menemukan produsen vaksin yang sesuai.
Baca Juga: Man City vs West Ham di Liga Inggris, Kisah di Balik Jaket yang Dipakai Pep Guardiola
Baca Juga: Kampanye Donor Plasma Lewat Lagu Hiphop, Wali Kota Kediri: Ini Bentuk Kegelisahan Saya
Ia menerangkan bahwa vaksin gotong royong atau mandiri akan dilakukan oleh BUMN Bio Farma.
“Jadi vaksin gotong royong atau mandiri akan dilakukan oleh BUMN Bio Farma dan mereka yang menentukan produsen mana yang digunakan," kata Menkes Budi Gunawan Sadikin pada Sabtu, 27 Februari 2021.
Ia mengatakan bahwa rencana penetapan harga vaksin mandiri atau gotong royong setelah adanya pertemuan antara pihak Bio Farma dengan produsen vaksin. Maka dari itu, hingga hari ini, pemerintah belum menentukan harga batas atas dan bawah vaksin.
“Sehingga pemerintah belum bisa menentukan harga batas atas dan bawah dari vaksin tersebut,” katanya.