kievskiy.org

Peralatan Kesehatan Impor Masih Mendominasi

DIREKTUR Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kemenkes Arianti Anaya saat menjadi pembicara pada “Dialog Interaktif ke-2 Sinergi Akademisi, Bisnis, Pemerintah, dan Masyarakat dalam Meningkatkan Keberterimaan Hasil Penelitian Alat Elektromedik”, berlangsung di Swiss German University (SGU) Lounge, BSD City, Tangerang, Provinsi Banten, Selasa, 19 April 2016.*
DIREKTUR Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kemenkes Arianti Anaya saat menjadi pembicara pada “Dialog Interaktif ke-2 Sinergi Akademisi, Bisnis, Pemerintah, dan Masyarakat dalam Meningkatkan Keberterimaan Hasil Penelitian Alat Elektromedik”, berlangsung di Swiss German University (SGU) Lounge, BSD City, Tangerang, Provinsi Banten, Selasa, 19 April 2016.*

JAKARTA, (PR).- Kebutuhan peralatan kesehatan di Indonesia sangat tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun, namun alat kesehatan yang beredar masih didominasi produk impor. Pemerintah pun telah mencanangkan penggunaan produk nasional dan ini dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak. Hal itu terungkap dalam “Dialog Interaktif ke-2 Sinergi Akademisi, Bisnis, Pemerintah, dan Masyarakat dalam Meningkatkan Keberterimaan Hasil Penelitian Alat Elektromedik”, berlangsung di Swiss German University (SGU) Lounge, BSD City, Tangerang, Provinsi Banten, Selasa, 19 April 2016. Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kementerian Kesehatan Arianti Anaya menuturkan, sebenarnya produksi alat kesehatan dalam negeri cukup banyak. “Yang sudah bisa kita produksi lebih dari 600 item, tetapi kebutuhan alat kesehatan ini masih banyak sekali. Jenisnya banyak sekali,” ujarnya seusai menjadi pembicara pada acara itu. Arianti mengatakan bahwa berbicara alat kesehatan berarti juga berbicara teknologi. “Penelitian harus cepat dilakukan hilirisasi,” katanya. Menurut Arianti, produk alat kesehatan Indonesia sudah bagus. Namun, dia menilai, kurang promosi dibandingkan dengan produk impor yang begitu gencar. “Kemudian, mengenai pemenuhannya,” katanya. Dia menegaskan bahwa alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan, selain tenaga kesehatan dan obat. Sebelumnya, Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto mengingatkan perihal pentingnya menghilangkan ego sektoral. “Kita harus sinergi,” katanya saat memberikan sambutan. Dia mencontohkan keberadaan Science Techno Park (STP) dapat menjadi tempat bertemunya para akademisi, pengusaha. dan pemerintah. Hadir pada acara yang digelar Pusat Penelitian Standar Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu antara lain Kepala P2SMTP LIPI Harry Arjadi dan Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti Ophir Sumule. Pada acara tersebut juga telah digaungkan “Deklarasi Serpong”, berupa kesepakatan sinergi antara akademisi, pengusaha, dan pemerintah.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat