JAKARTA, (PR).- Ada peristiwa cukup menggagetkan di tengah Simposium Nasional Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa, 19 April 2016. Taufik Ismail, penyair kenamaan yang dikenal sebagai salah satu pendiri Manifes Kebudayaan di tahun 60-an didapuk untuk membacakan puisi. Majunya tokoh yang sempat menolak Indonesia People Tribunal di Belanda 2015 lalu itu awalnya tak langsung disanggah oleh para audiens. Namun, puisinya berjudul "Angka Angka" yang bercerita tentang pembantaian komunis di 75 negara pada masa perang dingin dianggap memprovokasi dan menyindir para korban 1965 adalah dalan dari Gerakan 30 September. "Dimana-mana ideologi ini gagal total. Di bawa ke Indonesia oleh Muso...," ucapnya setengah berteriak. Ucapannya ini lantas mendapat sorakan dari hampir semua audiens. Ilham Aidit, putra DN Aidit yang berdiri di seberang Taufik pun berdiri dan meminta Taufik keluar. "Keluar. Provokator," ucapnya. Beberapa orang pun nampak kebingungan. "Rekonsiliasi nih kayak gini?," ucap salah satu peserta. Nurlaela, dari Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Sulawesi Tengah, membenarkan jika puisi yang dibacakan Taufik memang bernada provokatif. "Sikap seperti itu kan tentunya merugikan keluarga korban untuk menuju proses rekonsiliasi dan menuntut rehabilitasi," ujarnya.***
Peserta Simposium 1965 Teriaki Taufik Ismail Provokator
![PENYAIR Taufik Ismail membacakan puisi di Simposium Nasional Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa, 19 April 2016. Penampilan Taufik cukup kontroversial dan mendapat berbagai respon dari peserta simposium.*](https://assets.pikiran-rakyat.com/www/2019/desktop/images/blank1x1.png)
PENYAIR Taufik Ismail membacakan puisi di Simposium Nasional Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa, 19 April 2016. Penampilan Taufik cukup kontroversial dan mendapat berbagai respon dari peserta simposium.*
Terkini Lainnya
Tags
Simposium Nasional Tragedi 1965
simposium 1965
rekonsiliasi
rehabilitasi
korban
Artikel Pilihan
Terkini
Debat Jadi Ajang Cari Talenta, Puspresnas Ungkap Dua Indikator Capaian
Pembalap Zahir Ali Rampung Diperiksa KPK Soal Pengadaan Lahan, Ini yang Didalami Penyidik
Bamsoet Mangkir Panggilan MKD DPR Buntut Pernyataan Seluruh Parpol Sepakat Amendemen Konstitusi
DBD Diklaim Meningkat Tiga Kali Lipat, Vaksinasi Jadi Salah Satu Upaya Kurangi Penyebaran
Kepala Baguna PDIP Dicegah ke Luar Negeri oleh KPK, Kasus Apa?
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Profil Gus Zizan: Tokoh Muda NU yang Inspiratif, Kini Terkena Skandal
Pegi alias Egi Buronan Kasus Vina Cirebon Ditangkap di Bandung, Buronan Lain Akan Ditembak jika Tak Menyerah
Ini Tampang Diduga Pegi Setiawan Alias Perong Alias Egi di Kasus Vina Cirebon
Kronologi Penangkapan Pegi Setiawan Alias Egi, Otak Utama Penghilangan Nyawa Vina Cirebon
Cara Beli dan Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United Leg 1 Final Championship Series BRI Liga 1
Nyawa Wanita di Lembang Bandung Barat Dihilangkan Pria Bertopeng, Sempat Teriak Minta Tolong
Kapan Tiket Final Persib vs Madura United Dibuka? Kick Off 26 Maret 2024 di Stadion Si Jalak Harupat
Pegi Alias Perong di Kasus Vina Cirebon Ditangkap Polisi Setelah 8 Tahun Jadi Buronan
Detik-Detik Singapore Airlines Turbulensi Ekstrem, Penumpang dan Barang Jungkir Balik di Pesawat
Pegi Setiawan Alias Perong Tidak Melawan Saat Ditangkap, Sempat Jadi Buronan Kasus Vina Cirebon
Berita Pilgub
Tips Memilih Pemimpin di Pilkada NTB 2024 bagi Generasi Bust
Jejak Karir Sitti Rohmi Djalilah dan Prestasinya Buat NTB
Nikson Nababan: Teratas Survei Elektabilitas Cagub Sumut, Punya Kekayaan Miliaran dan Tak Punya Hutang
Jejak Karir Lalu Muhammad Iqbal: Apa Prestasinya Buat NTB?
9 Nama Kandidat Calon Gubernur Maluku 2024 Paling Berpengaruh dan Terkuat, Siapa Saja?
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022