kievskiy.org

Perlu Pola Pikir Baru untuk Transportasi dan Mobilitas

JAKARTA (PR).- Transportasi yang layak dan berkelanjutan masih menjadi isu penting di kota kota besar di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Demikian Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rina Agustin Indriani saat media briefing di Jakarta, Kamis 23 Juni 2016. Hal itu terkait Komite Persiapan atau Prepatory Committee 3 (Prepcom) Konferensi Habitat III yang akan diselenggarakan di Kota Surabaya, 25-27 Juli 2016. Prepcom 3 diselenggarakan sebagai persiapan Konferensi Habitat III Tahun 2016 tentang Pemukiman dan Perkotaan di Quito, Ecuador, 17-20 Oktober 2016. Pembentukan Prepcom merupakan keputusan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai rangkaian kegiatan menuju Habitat III yang diadakan setiap 20 tahun sekali. Rencananya Prepcom 3 di Surabaya akan dihadiri 193 negara. Sebelumnya, Prepcom I diselenggarakan di New York AS dan Prepcom II di Nairobi, Kenya. Menurut Rina, dipilihnya Surabaya karena keberhasilannya dalam pengembangan kota yang bisa menata kendaraan-kendaraan umum yang akhirnya berdampak kepada sosial ekonomi. "Perencanaan kota yang lebih terintegrasi dan kompak yang didukung pelayanan angkutan umum dan mobilitas tidak bermotor termasuk kelengkapan fasillitas bagi pejalan kaki menjadi keharusan," tegasnya. Sementara itu, Tim konsolidasi Indonesia untuk Habitat III, Danang Parikesit mengatakan, Indonesia dipercaya PBB untuk menjalankan peran strategis mendorong tercapainya kesepakatan agenda baru perkotaan (New Urban Agenda/NUA). Tujuannya untuk memperbaharui komitemen negara-negara dunia untuk perumahan dan pengembangan perkotaan. "PrepCom 3 akan mengali masukan dan perspektif akhir dari berbagai negara dan stgakeholde lainnya," kata Danang juga dalam media briefing itu dengan moderator pengamat perkotaan Yayat Supriatna. Sementara itu, Country Director Institute for Transportation and Development Policy, Yoga Adiwinarto mengatakan, keberpihakan pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan dalam penyediaan mobilitas dapat ditunjukan dengan pembagian ruang yang adil untuk bergerak. Saat ini di Jakarta, di ruas jalan arteri, kendaraan pribadi mengambil ruang hingga 20 meter, sementara untuk angkutan massal sepertti busway hanya 4 meter, padahal lajur tersebut dapat memindahkan manusia 5 kali lipat lajur yang digunakan kendaraan pribadi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat