kievskiy.org

Perempuan Calon Kepala Daerah Berasal dari Latar Belakang Ini

JAKARTA, (PR).- Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) melakukan pemetaan juga terhadap latar belakang 48 perempuan yang mendaftarkan diri sebagai kepala dan wakil kepala daerah 2017. Latar belakang ini dikategorisasi dalam petahana, jaringan kekerabatan, kader partai, mantan anggota DPR/DPD/DPRD, figur popular, pengusaha/pebisnis, anggota LSM/Ormas, mantan anggota TNI/Polri/PNS, serta mantan kepala daerah. Latar belakang perempuan pendaftar calon kepala daerah didominasi mantan anggota DPR/DPD/DPRD, kader partai, dan perempuan dengan jaringan kekerabatan. Hal ini menunjukkan konsolidasi perempuan masih tersandera kepentingan partai yang pragmatis. "Perempuan berlatar belakang legislator, misalnya, telah mengumpulkan kekuatan politik yang dimilikinya saat ia menjadi anggota legislatif. Kemudian perempuan mencalonkan diri sebagai kepala daerah di tempat dia bertugas sebagai anggota legislatif," kata Peneliti Perludem Maharddika, Minggu 9 Oktober 2016. Menurutnya, hal ini membuat perempuan mantan anggota legislatif mempunyai elektabilitas yang tinggi. Namun, partai dinilainya tidak melihat konsolidasi politik perempuan. Partai yang pragmatis lebih melihat elektabilitas. Partai hanya memilih calon yang memiliki peluang besar untuk terpilih, tidak melihat perempuan atau laki-laki. "Ini dapat juga dilihat dengan banyaknya perempuan dengan jaringan kekerabatan yang dicalonkan menjadi kepala daerah," tuturnya. Fakta ini mencerminkan sempitnya basis rekrutmen partai. Perempuan jadi perpanjangan kuasa dari para elite politik. Pilihan partai pada orang yang mempunyai hubungan kekerabatan berpotensi melanggengkan politik dinasti dan politik transaksional. "Fenomena kekerabatan juga cenderung membuka intervensi politik dan menghilangkan otonomi perempuan akibat adanya pertalian dengan elite politik berkuasa," ujarnya. Dia mengatakan, partai dituntut untuk tidak lagi mencalonkan perempuan dengan hanya mempertimbangkan elektabilitas tinggi tetapi mulai mencalonkan perempuan yang berkualitas. Partai memiliki pekerjaan rumah untuk mempertemukan signifikansi kehadiran perempuan dengan makin membaiknya integritas dan kualitas. "Kualitas perempuan bisa ditingkatkan dengan upaya mendorong perempuan untuk hadir dalam struktur pengurus harian serta terlibat dalam setiap perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan internal partai," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat