kievskiy.org

AJI Jakarta Kecam Tindakan Demonstran yang Serang Jurnalis

JAKARTA, (PR).- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mendorong manajemen televisi untuk melaporkan kasus intimidasi dan kekerasan kepada kepolisian agar pelaku diadili. Media harus memperhatikan keselamatan jurnalisnya di lapangan. Intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas peliputan tidak bisa dibenarkan dengan dalih apa pun karena jurnalis bekerja dilindungi Undang-Undang Pers. Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim mengatakan AJI mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang diduga dilakukan oleh sejumlah peserta aksi 2 Desember 2016 atau yang dikenal dengan aksi 212. Ahmad mengatakan beberapa jurnalis Metro TV diintimidasi di halaman Masjid Istiqlal dan di depan Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat Gambir Jakarta. "Televisi secara kelembagaan juga kami imbau untuk tetap profesional, berpegang teguh pada kode etik jurnalistik, dan independen menyiarkan berita. Selain jurnalis di lapangan perlu waspada saat liputan, media televisi kami himbau juga memperhatikan keamanan dan keselamatan jurnalis di lapangan yang sedang meliput unjuk rasa yang berpotensi konflik. Televisi jangan hanya mau beritanya, tapi tidak mau memperhatikan keselamatan jurnalisnya yang mencari berita," kata Ahmad di Jakarta beberapa waktu lalu. Dari keterangan yang dihimpun AJI Jakarta, jurnalis Metro TV yang diintimidasi massa demo 212, Shinta Novita (juru kamera) dan Aftian Siswoyo (reporter) di halaman Masjid Istiqlal sedangkan Rifai Pamone (reporter) di depan Gedung Sapta Pesona. Intimidasi terhadap Shinta dan Aftian terjadi sekitar pukul 15.00 WIB saat akan mempersiapkan siaran langsung dari depan Istiqlal setelah bubarnya aksi 212 di Monumen Nasional. Aftian sudah mengenakan seragam dan bersiap di depan kamera cek komposisi. "Melihat itu dari pinggir pagar ada satu orang yang menghujat Metro TV dan teriakannya cukup memancing beberapa orang untuk ikut menghujat kedua jurnalis. Tak selang beberapa lama massa pun berkumpul mengepung keduanya sambil Rain cover kamera Metro TV pun dikibas oleh mereka sehingga menutupi lensa kamera beberapa kali," kata Ahmad. Ahmad menjelaskan demonstran juga menghujat Aftian dengan kata-kata yang tak pantas. Sejumlah orang berupaya mengejar keduanya. Melihat keadaan yang tidak kondusif, aparat keamanan mengevakuasi kedua jurnalis untuk menjauh dari lokasi. Saat dievakuasi ada yang memukul leher belakang Aftian yang membuatnya sempoyongan. Serangan serupa juga menimpa Rifai Pamone sekira pukul 08.00-09.00 WIB saat siaran langsung untuk program Breaking News. "Selain Metro TV dihujat oleh demonstran, badan Rifai juga didorong dan disiram pakai air oleh massa. Tangannya ditarik, kakinya ditendang, dan sejumlah orang mengerumuninya. Kekerasan itu terjadi setelah massa mencoba mengusirnya dari lokasi liputan tersebut. Tapi Rifai tidak mungkin menghentikan siaran langsung tersebut," kata Ahmad. Bagi Rifai, ini kasus kekerasan kedua yang menimpanya dalam sebulan terakhir. Saat meliput unjuk rasa 4 November lalu, dia juga menjadi sasaran kekerasan saat sedang live di Masjid Istiqlal. "Kala itu dia dikejar, ditendang, dan diludahi oleh demonstran," kata Ahmad. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat