kievskiy.org

Greenpeace: Bisnis Smartphone Tidak Ramah Lingkungan

Warga mengamati karya instalasi limbah ponsel yang diprakarsai oleh Greenpeace Indonesia ketika pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu, 26 Februari 2017. Karya seni limbah ponsel dari sejumlah seniman yang bertepatan dengan momentum satu dekade ponsel pintar itu untuk menyoroti dampak lingkungan dari sampah elektronik itu untuk menantang sektor konsumen melakukan inovasi guna melindungi lingkungan dan masa depan bumi.*
Warga mengamati karya instalasi limbah ponsel yang diprakarsai oleh Greenpeace Indonesia ketika pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu, 26 Februari 2017. Karya seni limbah ponsel dari sejumlah seniman yang bertepatan dengan momentum satu dekade ponsel pintar itu untuk menyoroti dampak lingkungan dari sampah elektronik itu untuk menantang sektor konsumen melakukan inovasi guna melindungi lingkungan dan masa depan bumi.*

JAKARTA, (PR).- Model bisnis smartphone, atau telepon pintar tidak ramah lingkungan. Ini karena smartphone meninggalkan jejak sampah produksi telepon pintar selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut dinyatakan Lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan, Greenpeace. Seperti dilansir Kantor Berita Antara, menurut laporan Greenpeace Amerika Serikat, sekitar 968 Terawatt-hour (TWh) telah digunakan untuk memproduksi smartphone sejak tahun 2007. Jumlah tersebut hampir setara dengan suplai listrik untuk India selama setahun. Dalam laporannya, Greenpeace mengingatkan bahwa perangkat telepon pintar juga berkontribusi signifikan pada 50 juta metrik ton sampah elektronik (e-waste) yang diperkirakan dapat terjadi pada 2017. Adapun diketahui, sebanyak 7,1 miliar telepon pintar telah diproduksi sejak 2007. Greenpeace menemukan, hanya terdapat 2 dari 13 model ponsel yang memiliki baterai yang bisa diganti dengan mudah. Hal ini diasumsikan, konsumen didorong untuk mengganti keseluruhan perangkat ketika usia baterai mulai habis. Adapun di Amerika Serikat, masa pakai telepon pintar rata-rata adalah 26 bulan. Masih berdasarkan laporan Greenpeace, kepemilikan smartphone diperkirakan meningkat menjadi 6,1 miliar unit pada tahun 2020, atau sekitar 70 persen dari populasi global. "Bila semua smartphone yang diproduksi selama satu dekade terakhir masih berfungsi baik, maka itu akan cukup untuk setiap orang di planet ini. Konsumen didorong untuk memperbaharui model ponselnya terus-menerus sehingga rata-rata ponsel hanya digunakan dua tahun lebih. Imbasnya, bumi menjadi rusak," kata Juru Kampanye Korporasi Senior Greenpeace Elizabeth Jardim. Dia menuturkan, model bisnis tersebut tidak dapat dilanjutkan. Dengan pertimbangan semua material dan energi yang dibutuhkan untuk membuat perangkat, masa penggunaan yang pendek, hingga tingkat daur ulang yang rendah. Lebih lanjut, Greenpeace mendesak semua pelaku sektor IT untuk dapat menerapkan model produksi yang berkelanjutan untuk mengatasi akar permasalahan yang menyebabkan asalah lingkungan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat