TANGGAL 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila, ideologi dasar negara Indonesia. Dan, mulai tahun ini, 1 Juni dijadikan hari libur nasional. Penetapan tanggal ini merujuk peristiwa yang terjadi 72 tahun silam. Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang menjadi tonggak sejarah lahirnya Pancasila.
Kala itu, Indonesia memasuki era menjelang kemerdekaan. Ada satu lembaga bernama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbii Cosakai, diketuai Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat beranggotakan 62 orang.
Digelarlah rangkaian sidang dengan agenda utama menentukan dasar negara Indonesia yang akan segera dibentuk. Sejumlah tokoh mengemukakan gagasannya. Muhammad Yamin yang berpidato dalam sidang tanggal 29 Mei 1945 mengemukakan konsep ”Lima Dasar” yaitu perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Konsep lima sila itu didasari akar sejarah, peradaban, agama, dan ketatanegaraan yang berkembang di Indonesia.
Pada 30 Mei 1945, Soepomo mengemukakan sejumlah gagasan. Dasar persatuan dan kekeluargaan sangat sesuai dengan corak masyarakat Indonesia.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2017/05/garuda pancasila 1 Juni pikiran rakyat.jpg)
Lalu, dianjurkan agar warga negara takluk kepada Tuhan supaya setiap waktu ingat kepada Tuhan. Kepala negara akan terus bergaul dengan Badan Permusyawaratan supaya senantiasa mengetahui dan merasakan rasa keadilan serta cita-cita rakyat. Dalam lapangan ekonomi, negara bersifat kekeluargaan.
”Kita supaya mendirikan negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat, adil. Mengenai hubungan antarbangsa, membatasi diri dan menganjurkan supaya negara Indonesia bersifat negara Asia Timur Raya, anggota kekeluargaan Asia Timur Raya,” usul Soepomo.
Lalu, 1 Juni 1945, dalam pidato tanpa teksnya, Soekarno mengemukakan konsep ”Pancasila” sebagai dasar, terdiri atas kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
Dalam pidato itu pula dilontarkan istilah ”Pancasila”. Seperti dikutip dari www.academia.edu, ada bagian dari pidato Soekarno yang menyatakan hal tersebut. ”Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar. Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”.