JAKARTA, (PR).- Peran tokoh agama dalam kontestasi pemilihan umum disebut masih cukup signifikan terhadap sebagian besar pemilih di Indonesia. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) setidaknya menunjukkan hal itu.
Ada 51,7 persen pemilih yang cenderung mengikuti imbauan tokoh agama sebelum menentukan pilihannya.
Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 14 November 2018 menyebut, angka ini sangat siginfikan jika dibanding pengaruh tokoh lainnya. Karena berdasarkan survei tersebut, pengaruh tokoh lainnya hanya di bawah 20 persen seperti politisi yang hanya 11 persen atau pengamat yang hanya 4,5 persen saja.
Sementara beberapa lainnya adalah pengusaha (3,5 persen), akademisi kampus (1,8 persen), aktivis LSM (1,7 persen), dan artis terkenal (1,1 persen).
"Adapun yang tidak menjawab sebanyak 24,7 persen. Jadi dari 51,7 persen tadi menyatakan sangat mendengar imbauan tokoh agama seperti ulama, pastor, biksu, dan lain-lain," kata Ikrama.
Dalam survei yang dilakukan sejak 10-18 Oktober 2018 dengan melibatkan 1200 responden dengan margin of error kurang dari 2,8 persen ini, LSI Denny JA juga memperlihatkan pengaruh tokoh-tokoh ini merata di setiap segmen pemilih didasarkan pada profesi dan pendapatannya. Tak hanya itu pengaruh yang sama juga dirasakan di setiap pendukung parpol atau capres tertentu.
"Seperti yang berpendidikan tinggi-rendah, berpendapatan tinggi dan wong cilik, pemilih milenial maupun lansia," ucap dia.
Adapun di ketokohan pemuka agama Islam, Ustad Abdul Somad menjadi sosok yang dinilai lebih banyak didengar. Dalam survei yang menggunakan kuesioner terhadap responden yang terpilih melalui metode multistage random sampling ini, Ustad asal Riau itu setidaknya mendapat angka 30,2 persen.
"Hasil survei ini membagi tiga segmen mulai dari tingkat pengenalan, kesukaan, dan mengikuti imbauannya. Masyarakat yang pernah mendengar Somad 59,3 persen dan mereka yang menyukai sebanyak 82,5 persen," kata dia.