kievskiy.org

Leukemia, Jenis Kanker Terbanyak yang Menyerang Remaja

MENTERI Kesehatan Nila F. Moeloek (ketiga kiri) didampingi Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch (kedua kiri), Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahma Adi Putra Tahir (kiri) dan Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Abdul Kadir (keempat kiri), berbincang dengan pasien remaja saat peresmian bangsal khusus remaja, di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019.*/ANTARA FOTO
MENTERI Kesehatan Nila F. Moeloek (ketiga kiri) didampingi Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch (kedua kiri), Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahma Adi Putra Tahir (kiri) dan Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Abdul Kadir (keempat kiri), berbincang dengan pasien remaja saat peresmian bangsal khusus remaja, di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019.*/ANTARA FOTO

LEUKEMIA menjadi penyakit kanker yang paling banyak menyerang remaja dengan rentan usia 1-18 tahun. Mengingat hal tersebut, Kementerian Kesehatan mengimbau setiap rumah sakit terus melakukan upaya promotif dan preventif dengan menggelar deteksi dini secara berkala.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, kanker terbanyak kedua yang menyerang remaja adalah retinoblastoma. Pengidap dua penyakit tersebut terus bertambah karena para remaja kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

“Kita punya makanan luar biasa enaknya. Tapi kita harus perhatikan gizi yang seimbang. Jadi, kita harus benar-benar makan makanan yang baik, makan sayur dan buah, istirahat cukup, batasi main gadget, dan kelola stress,” kata Nila sebelum meresmikan ruang rawat inap kanker khusus remaja pertama di Indonesia, di RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Ia menyatakan, leukemia dan retinoblastoma yang menyerang remaja jarang diketahui sejak dini. Dia mengingatkan bahwa faktor yang paling menentukan dalam upaya meningkatkan kesehatan adalah faktor lingkungan dan perilaku.

"Saya dulu punya murid dengan retinoblastoma dan tidak ketahuan, tapi lulus jadi dokter. Jadi, para survivor harus terus semangat hidup dan punya masa depan,” katanya.

Ruangan khusus

Dalam kesempatan tersebut, RS Kanker Darmais resmi membuka 46 ruang rawat inap khusus untuk remaja pengidap kanker. Ruangan tersebut hadir berkat bantuan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).  Tidak seperti ruang rawat biasa, ruangan tersebut dilengkapi dengan jaringan internet dan ruang pendampingan khusus psikologis yang unik dan khas remaja. 

“Tujuannya tentu saja untuk menambah motivasi dan menyegarkan suasana hati.  Adanya ruang perawatan kanker khusus remaja ini akan memudahkan para penderita kanker usia remaja untuk memiliki komunitas, memiliki group untuk saling menguatkan,” kata Nila.

Ketua YOAI Rahmi Adi Putra Tahir mengatakan, ruang rawat inap remaja ini merupakan pengembangan dari ruang rawat anak di RS Kanker Dharmais. Perbedaannya hanya pada aktivitas dalam upaya penyembuhan terutama terkait dengan psikis dan psikologi remaja.

“Dengan memberikan perhatian dan dukungan psikososial kepada pasien kanker, diharapkan dapat mengatasi tekanan psikologis pasien, serta dapat mempertahankan kualitas hidupnya, sehingga termotivasi untuk sembuh,” kata Rahmi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat