kievskiy.org

Sudah Lama Ikut Antre, Warga tak Kebagian Tukar Uang Baru

RATUSAN warga berbondong-bondong tukarkan uang di Mobil Layanan Keliling Bank Indonesia, Pasar Wates, Kecamatan Wates, Selasa 21 Mei 2019. Sebagian warga bahkan tidak kebagian sepeser pun penukaran uang lantaran stok sudah habis.*/WILUJENG KHARISMA/PR
RATUSAN warga berbondong-bondong tukarkan uang di Mobil Layanan Keliling Bank Indonesia, Pasar Wates, Kecamatan Wates, Selasa 21 Mei 2019. Sebagian warga bahkan tidak kebagian sepeser pun penukaran uang lantaran stok sudah habis.*/WILUJENG KHARISMA/PR

KULONPROGO, (PR).- Ratusan warga berbondong-bondong tukarkan uang di Mobil Layanan Keliling Bank Indonesia, Pasar Wates, Kecamatan Wates, Selasa 21 Mei 2019. Sebagian warga bahkan tidak kebagian sepeser pun penukaran uang lantaran stok sudah habis.

Untuk Kab. Kulonprogo, Bank Indonesia memberikan jasa layanan penukaran uang hanya sekali di depan Pasar Wates. Mobil Layanan Kas Keliling Bank Indonesia tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Warga yang datang langsung berdesakan, kemudian warga mengantre.

“Saya datang dari jam delapan. Saya sudah siapkan Rp 5 juta tetapi yang bisa ditukar hanya Rp 3,8 juta saja,” tutur  Dodi Haryadi (34), salah seorang warga Wates yang ikut mengantre.

BI memberikan batasan uang yang bisa ditukar. Hanya 100 penukar saja yang bisa terlayani sesuai estimasi dari Bank Indonesia. Sisanya, sebagian warga hanya bisa menukar sedikit saja.

Dodi mengatakan,  sebelumnya ingin menukarkan uang di bank umum namun jadwal pendaftaran hingga kini belum ada.

Dirinya lalu mendengar infoormasi bahwa layanan penukaran uang akan dilayani di Pasar Wates sehingga ia memilih datang dan ikut mengantre.

Kantor BI DIY pada hari itu melayani penukaran uang dalam beberapa paket dengan maksimal nilai Rp 3,8 juta. Terdiri atas pecahan Rp 20.000 senilai Rp 2 juta, pecahan Rp 10.000 senilai Rp1 juta, pecahan Rp 5.000 senilai Rp500 ribu, pecahan Rp 2.000 senilai Rp 200 ribu, dan peecahan Rp 1.000 senilai Rp 100 ribu.

Dodi berharap layanan penukaran uang itu tidak hanya sekali saja dilaksanakan namun juga berjadwal secara rutin. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih mudah lagi menukarkan uangnya dan antrean bisa lebih ditertibkan lagi.

Terbatasnya jumlah uang tunai yang dibawa, petugas lalu membatasi jumlah warga penukar uang. Akibatnya, beberapa warga yang sudah mengantre tak kebagian jatah dan harus pulang dengan tangan kosong.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat