kievskiy.org

BPBD Kulonprogo Andalkan Destana

Tsunami/DOK. PR
Tsunami/DOK. PR

BANTUL, (PR).- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi mengandalkan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk menghadapi potensi tsunami akibat gempa di Laut Selatan. Saat ini ada 13 Destana yang tersebar di wilayah pesisir Kulonprogo.

Ariadi mengatakan informasi potensi bencana tsunami di wilayah selatan Jawa sudah diterimanya. Sejak dulu informasi itu bahkan sudah ada sehingga langkah mitigasi terus dilakukan. Potensi gempa yang ada di sepanjang pantai Selatan Jawa dari Cilacap sampai Jawa Timur bisa menimbulkan tsunami setinggi 20 meter.

Ariadi mengatakan dalam langkah mitigasi bencana tsunami, di pesisir Kulonprogo disiapkan Destana serta sosialisasi terus menerus kepada masyarakat pesisir. Namun, Ariadi mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang menghadapi potensi bencana tsunami. Selain itu, di pesisir Kulonprogo ada tujuh Early Warning System (EWS) yang kondisinya baik. Sebelumnya ada delapan EWS yang dipasang di pesisir Kulonprogo namun satu EWS dalam kondisi rusak.

Saat ini di Kulonprogo, dari 87 desa sudah ada 38 desa yang mempunyai Destana. Destana dibentuk sebagai langkah mitigasi dari berbagai potensi bencana di Kulonprogo. Di Kulonprogo, kerawanan bencana berbeda-beda di tiap wilayah.

Untuk wilayah rawan longsor ada di Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, sebagian Nanggulan dan Pengasih. Sementara untuk rawan bencana gempa dan tsunami ada di Kecamatan Galur, Panjatan, Wates dan Temon. Ada juga angin kencang di Sentolo, Nanggulan, Girimulyo dan Panjatan.

Dengan dibentuknya Destana, berbagai kegiatan mitigasi bisa dilakukan sesuai dengan potensi bencana masing-masing desa. Desa bisa menggunakan anggaran dana desanya untuk mitigasi sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes PDTT) No.16/2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat