kievskiy.org

Gambut Indonesia Sama Penting dengan Hutan Amazon

KEBAKARAN hutan Amazon, Sabtu 17 Agustus 2019.*/REUTERS
KEBAKARAN hutan Amazon, Sabtu 17 Agustus 2019.*/REUTERS

JAKARTA, (PR).- Hutan Amazon merupakan hutan hujan terluas di dunia, membentang di delapan negara di Amerika Selatan. Ekosistem itu sering kali disebut sebagai paru-paru dunia karena menghasilkan 20 persen oksigen untuk penduduk bumi.

Tidak heran, kebakaran hutan Amazon yang memasuki pekan ketiga meresahkan penduduk dunia. Sekjen PBB Antonio Guterres, pesohor seperti Leonardo DiCaprio, Madonna, Shakira, hingga pemain sepak bola Cristiano Ronaldo turut lantang bersuara.

Antara melaporkan, kecaman terhadap Presiden Brasil Jair Bolsonaro masih terus mengalir dari penjuru dunia dan hal itu mengingatkan pada peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia pada 2015.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, melalui cuitan di akun Twitter miliknya menyebut bahwa kebakaran hutan Amazon merupakan krisis internasional.

Dia mengajak anggota Konferensi Tingkat Tinggi G7 membahas krisis itu terlebih dahulu

“Our house is burning. Literally. The Amazon rain forest - the lungs which produces 20% of our planet’s oxygen - is on fire. It is an international crisis. Members of the G7 Summit, let's discuss this emergency first order in two days! #ActForTheAmazon,” ujar Macron.

Gambut penyerap karbon

Kebakaran hutan dan lahan terjadi di banyak negara, tidak hanya di hutan Amazon. Kawasan hutan di wilayah Irkutsk, Siberia, Rusia, terbakar awal Agustus 2019 lalu seperti dilaporkan Reuters. Sebelumnya, kebakaran hutan bahkan terjadi di lingkar Kutub Utara di Alaska, Amerika Serikat.

Spanyol menjadi negara yang juga kerap mengalami kebakaran hutan dan lahan saat musim panas. Setidaknya, 9.000 penduduk dievakuasi dari desa-desa di Kepulauan Canary saat sekira 6.000 hektare hutan dan lahan terbakar hanya dalam waktu 48 jam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat