kievskiy.org

Perut Ibu Emi Makin Besar, Menunggu Dermawan untuk Pengobatan

IBU Emi sejak tahun 2016 menderita perut membesar sehingga tidak bisa melakukan aktivitas.*/IMAN FATHUROHMAN/KABAR BANTEN
IBU Emi sejak tahun 2016 menderita perut membesar sehingga tidak bisa melakukan aktivitas.*/IMAN FATHUROHMAN/KABAR BANTEN

PANDEGLANG, (PR).- Kondisi Ibu Emi (60) warga Kampung Tebet RT 03 RW 06, Desa Montor, Kecamatan Pagelaran Pandeglang sangat memperihatinkan. Saat ini Ibu Emi menderita penyakit dengan perut membuncit (tumor abdomen). Praktis sejak tahun 2016 lalu, Ibu Emi tidak bisa melakukan aktivitas.

Sebelum mengalami penyakit tersebut, janda satu anak tersebut ditinggalkan suaminya meninggal. Karena keterbatasan biaya, sehingga tidak mendapatkan pengobatan dengan layak. 

Dengan kondisi tersebut, anak korban Uung (31) harus merawat ibunya sendiri dengan bekerja serabutan. Menurut Uung, ibunya tersebut tidak bisa melakukan aktivitas, sebab kondisi perutnya setiap hari semakin membesar. 

"Sekarang ibu tidak bisa apa-apa, ditambah lagi kondisinya sangat memperihatinkan. Karena, selain perut yang membesar, kaki juga membengkak, sehingga tidak bisa berjalan," kata Uung, Rabu 18 September 2019.

Uung mengungkapkan, ibunya tersebut selalu mendapatkan perawatan dari pihak puskesmas. Tetapi, untuk melakukan pengobatan lebih lanjut memiliki keterbatasan biaya. 

"Kalau pihak puskesmas memang selalu ada ke sini, dan menyarankan untuk dilakukan perawatan. Tetapi, kami keterbatasan biaya karena untuk makan saja susah. Saya di sini paling menjadi buruh membuat emping, itu untuk makan juga susah," tuturnya. 

Selalu memantau

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pagelaran Rd Dadang Supriyatna mengatakan, pihaknya selalu memantau kondisi pasien tersebut. Tetapi, penyakit tersebut harus dilakukan penanganan dengan mendapatkan perawatan oleh rumah sakit spesialis. 

"Kita juga sudah sarankan, agar pasien tersebut dilakukan perawatan ke rumah sakit spesialis seperti ke Darmais Jakarta. Karena, kalau di Banten apalagi di Pandeglang itu tidak ada. Kita juga siapkan ambulans bahkan petugas medisnya dari sini untuk mengantar kesana kalau mau dirawat," tuturnya. 

Namun, kata dia, karena keterbatasan biaya keluarga korban enggan untuk dirujuk, terutama biaya untuk kebutuhan menunggu pasien selama dirawat. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat