PURWOKERTO, (PR).- Tulisan Banyumas Membara masih berbuntut panjang. Andre Soadudin (22) salah seorang mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto korban kekerasan segerombolan massa tak dikenal membuat laporan ke Polres Banyumas Jawa Tengah.
Ada lima mahasiswa korban penculikan dan kekerasan. Mereka adalah anggota Front Mahasiswa Nasional (FMN). Selain kasus kekerasan Andre juga melaporkan kasus perusakan di sekretariat organisasi tersebut pada Selasa 1 Oktober 2019.
Kuasa hukum mahasiswa dari Solidaritas Alumni Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kurniawan Tri Wibowo mengatakan, mahasiswa melaporkan tindak kekerasan dan intimidasi yakni perkara pengeroyokan dan atau penganiayaan.
"Ada lima korban mahasiswa yang mengalami pemukulan, didorong dan tiga mahasiswa sempat dibawa ke mobil," katanya Rabu 2 Oktber 2019.
Saat ini kondisi mahasiswa korban persekusi mengalami tekanan mental, satu di antaranya takut keluar dan memilih bersembunyi di gedung unit kegiatan mahasiswa. Andre pelapor sampai saat ini juga mengalami ketakutan "Oleh karena itu kami melaporkan adanya tindak kekerasan oleh ormas kepada Polres Banyumass," tambahnya.
Mengenai siapa yang dilaporkan, kata Tri, diduga pelaku persekusi tergabung dalam ormas tertentu, sejumlah mahasiswa menyaksikan menyebut, ada segerombolan orang berpakaian hitam-hitam. Jaket mereka bertuliskan dambo ribo dan meneriakkan yel-yel "Lowo Ireng". Kita punya bukti foto dan video nanti biar polisi yang bekerja," kata Tri.
Perusakan
Kronologi persekusi mahasiswa di sekretariat FMN Cabang Purwokerto bermula pada Selasa (1/10/2019). Segerombolan orang tak dikenal datang dan sempat menanyakan Ketua FMN.
Mereka masuk ke teras dan melakukan perusakan terhadap barang-barang. Mahasiswa mengalami pemukulan dan salah satu mahasiswa yakni Andre sempat dimasukkan ke mobil diminta untuk memberitahuan lokasi sekretariat FMN ranting Unsoed
Para pelaku datang ke sekretariat secara berombongan sekitar 30 orang kemudian menciduk lima orang mahasiswanya. Gerombolan tersebut kemudian menyerahkan lima mahasiswa ke Polres Banyumas.
Mahasiswa sempat dilakukan pemeriksaan oleh Tim Reserse, tapi kemudian para korban penculikan diperkenankan untuk pulang.