kievskiy.org

Akibat Kemarau, Musim Tanam Dipastikan Mundur

ILUSTRASI musim tanam.*/EVIYANTI/PR
ILUSTRASI musim tanam.*/EVIYANTI/PR

BANYUMAS, (PR).-  Akibat hujan tak kunjung turun, musim tanam padi pada lahan di  wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap Jawa Tengah dipastikan mundur. Sampai dasarian pertama Oktober 2019 di wilayah Jawa Tengah selatan belum ada tanda-tanda akan turun hujan.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas menyebutkan, pada dasarian pertama  Oktober pintu air Daerah Irigasi (DI) Serayu sudah dibuka, harapannya petani bisa petuk (jemput) tanam.

Namun volumenya masih sangat kecil, volume air yang ada hanya bisa melayani lahan di wilayah hulu seperti Kemranjen. "Sudah kita buka agar petani bisa  tanam lebih awal,  petani juga sudah kita imbau untuk mulai menggarap sawahnya," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintan-KP) Banyumas Widarso, Kamis 3 Oktober 2019.

Sebar petuk tanam sementara ini hanya bisa dilaksananakan petani yang tinggal di bagian hulu, wilayah paling dekat dengan DI Serayu seperti Kemranjen.

Awal  Oktober pihaknya hanya bisa menargetkan 1.000 hektare lahan sudah selesai proses tanam. Namun di luar Kemranjen pihaknya belum bisa menjamin petani segera petuk tanam. Sebab stok air pada awal bulan belum memcukupi pengaliran sesuai kapasitas.

"Targetnya, Oktober 10.000 selesai tanam,   tapi realisasinya baru saat ini 1.000 hektare atau sekitar 10 persen dari total target tanam karena debit air masih belum cukup untuk mengaliri sawah ," jelasnya.

Sedangkan untuk DI Tajum Dinas Pertanian belum berani mematok target sebab DI masih belum mencukupi untuk dibuka pengalirannya.

"Di Kecamatan Kemranjen petani sudah mengolah tanah,  tapi masih puluhan hektar. Kemranjen salah satu dari tiga kecamatan yang dialiri DI Serayu," tambahnya.

Selain Kemranjen, DI Serayu melayani pengaliran air Kecamatan Tambak dan Sumpiuh, serta beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap, seperti Kecamatan Nusawung, Kroya, dan Kesugihan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat