kievskiy.org

Sampah Kemasan Saset Jumlahnya Capai 1,3 Triliun hingga 2027, Tak Ada Industri yang Mendaur Ulang

PESERTA memperagakan busana yang terbuat dari sampah kemasan saat digelarnya "Green Festival" di Kota Pariaman, Sumatera Barat, Kamis, 12 Desember 2019.*
PESERTA memperagakan busana yang terbuat dari sampah kemasan saat digelarnya "Green Festival" di Kota Pariaman, Sumatera Barat, Kamis, 12 Desember 2019.* /Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Sampah kemasan saset diprediksi akan terus menumpuk. Ini karena hingga 2027 diperkirakan kemasan multilayer tersebut akan terjual hingga mencapai 1,3 triliun kemasan.

Seperti dilansir Kantor Berita Antara, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong, di Jakarta, Selasa, 31 Desember 2019, menyatakan para pemulung sering mengabaikan sampah plastik multilayer atau kemasan saset ini.

“Bukan tanpa alasan. Selain karena harga sampah jenis kemasan saset ini murah, juga sulit untuk menjualnya. Sebab belum ada pihak-pihak yang ingin mendirikan pabrik daur ulangnya, termasuk juga dari industri yang selama ini menggunakan plastik kemasan saset,” katanya seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Baca Juga: Sampah Tak Hanya Selesai dengan TPST Piyungan

Padahal dari hasil pemaparan aktivis Lingkungan Hidup Greenpeace, belum lama ini disampaikan bahwa sebanyak 855 miliar sampah saset terjual di pasar global pada tahun 2019, dengan Asia Tenggara memegang pangsa pasar sekitar 50 persen.

Tak pelak, dengan terus meningkatnya produksi kemasan saset, menjadikan potensi bertumpuknya sampah saset juga meningkat.

Pris sangat menyayangkan tidak adanya dukungan dari industri yang menggunakan plastik bekas saset ini.

Sebab, bila sampah saset tidak didaur ulang, maka sampahnya akan terus bertumpuk, dan berpotensi terus terbawa sampai ke laut.

Inilah yang dikhawatirkan Pris, karena produsen kurang memerhatikan dampak di hulu dari plastik bekas saset ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat