kievskiy.org

Ekonom Sentil Mendag yang Tak Bisa Selesaikan Mafia Minyak Goreng: Rakyat Kecil Benar-benar Kesulitan

Ekonom menanggapi terkait permasalahan minyak goreng yang terjadi di Indonesia, dan sentil Mendag soal derita rakyat kecil.
Ekonom menanggapi terkait permasalahan minyak goreng yang terjadi di Indonesia, dan sentil Mendag soal derita rakyat kecil. /Antara/Adeng Bustomi

PIKIRAN RAKYAT – Ekonom dari Universitas Muhammadiyah (UMP) Akhmad Darmawan menanggapi terkait permasalahan minyak goreng yang terjadi di Indonesia.

Darmawan menyebut ada dugaan pihak-pihak yang berusaha menahan stok komoditas minyak goreng saat pemerintah memberlakukan HET, sehingga terjadi kelangkaan.

Karena saat pemerintah mengambil kebijakan harga minyak sesuai dengan mekanisme pasar, sementara hanya mensubsidi minyak goreng curah, minyak goreng kemasan kembali membanjiri pasar.

"Ini strategi yang bagus juga, cuma masa Pemerintah harus bermain seperti itu. Ini 'kan mengganggu anggaran Pemerintah yang tadinya tidak perlu subsidi, akhirnya subsidi, tentunya cash flow Pemerintah akan terganggu juga," kata Akhmad Darmawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belum lama ini.

Baca Juga: Pilu! Kisah Suami Rela Biayai Istri Rp360 Juta per Bulan, Syok Berat Banyak Adagan Syur Terekam Saat Cek CCTV

Darmawan menilai sangat ironis negara yang merupakan produsen sawit ini tiba-tiba mengalami kelangkaan minyak goreng.

"Saya meyakini ada pihak-pihak, mafia minyak goreng, yang bermain. Saya yakin Pemerintah paham, tahu siapa yang 'bermain' itu, cuma kenapa ini tidak diselesaikan," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Menurut dia, seharusnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bisa menyelesaikan dengan cepat permasalahan minyak goreng tersebut.

Ia khawatir permasalahan itu akan mendasari Pemerintah untuk melakukan impor minyak dalam jumlah besar.

"Ujung-ujungnya dari impor ada sesuatunya. Ini 'kan menghadapi pemilu dan sebagainya. Kalau dikaitkan dengan berbagai permasalahan politik, kekuasaan, ini sangat ironis, tidak semestinya," kata Darmawan.

Dia berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah minyak goreng ini sebelum menghadapi bulan Ramadhan, jangan sampai muncul keresahan-keresahan sosial.

Baca Juga: Viral! Detik-detik Wajah Seorang Pria Dicaplok Ular Besar, Istri Histeris Minta Tolong

Darmawan menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak goreng dan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat lainnya akan berdampak besar pada perekonomian secara nasional.

"Apalagi rakyat kecil, ini benar-benar kesulitan, dari dampak Covid-19 kemarin saja belum semua terselesaikan. Jadi, selesaikan saluran distribusi minyak goreng," katanya.

Kendati demikian, dia memperkirakan harga minyak goreng kemasan akan segera turun dan normal kembali setelah pemerintah memutuskan melepas harga komoditas itu sesuai pasar.

Karena ketika minyak goreng kemasan harganya tinggi, masyarakat akan beralih ke minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah karena disubsidi pemerintah.

Menurut dia, dengan kondisi tersebut akan berdampak pada melimpahnya stok minyak goreng kemasan, sesuai dengan hukum mekanisme pasar harganya akan cenderung turun dan normal kembali.

"Ini kan sebenarnya masalah supply and demand (penawaran dan permintaan, red.), penimbun mau berapa lama kekuatan menimbunnya, dan Pemerintah juga berapa kekuatannya untuk memberi subsidi minyak goreng curah," kata Darmawan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat