kievskiy.org

Rekonstruksi Kasus Penembakan Pegawai Dishub Makassar Terungkap Eksekotur Belum Dibayar

Ilustrasi. Peristiwa pembunuhan ini dipicu oleh cinta segitiga antara tersangka MIA dan R yang merupakan seorang pejabat di Dishub Makassar.
Ilustrasi. Peristiwa pembunuhan ini dipicu oleh cinta segitiga antara tersangka MIA dan R yang merupakan seorang pejabat di Dishub Makassar. /Pikiran Rakyat/Dodo Rihanto

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa bulan lalu sempat ramai diberitakan di berbagai media masa tentang cinta segitiga yang berujung penembakan terhadap pegawai Dinas Perhubungan Makassar Najamuddin Sewang yang melibatkan Kasatpol PP Kota Makassar.

Pada kasus penembakan ini pihak kepolisian telah menetapkan lima orang tersangka, masing-masing berinisial CA dan SL diketahui anggota Polri aktif, SH petugas Dishub Makassar, AS anggota Satpol PP Makassar, dan M Iqbal Asnan (MIA) Kepala Satpol PP Makassar sebagai dalang pembunuhan.

Proses rekonstruksi kasus penembakan Najamuddin Sewang telah dilakukan oleh pihak kepolisian, dan terungkap bahwa para eksekutor dijanjikan Rp200 juta oleh otak pelaku berinisial MIA untuk menghabisi korban di Jalan Danau Tanjung Bunga pada 3 April 2022.

Baca Juga: Elon Musk Terbujuk Rayuan Presiden Jokowi, Pabrik Tesla Bakal Dibangun di Batang Jawa Tengah

Di sela-selar pr rekonstruksi yang berlokasi di Kantor Polsek Tamalate, Jalan Danau Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat 20 Mei 2022, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Reonald Truly Sohomuntal Simanjunta menuturkan "yang dijanjikan itu Rp200 juta. Baru dibayar Rp90 juta. Itu di luar Rp20 juta yang diberikan pertama,".

Dari rekonstruksi tersebut diketahui eksekutor yang menembak korban berinisial CA yang merupakan oknum anggota Polri aktif dan melakukannya seorang diri. Sedangkan rekannya SL yang juga anggota Polri aktif hanya ikut membantu menyiapkan senjata jenis Revolver, kendaraan dan jaket.

AS (anggota Satpol PP) atas perintah MIA (Muh Iqbal Asnan) memberikan dana awal senilai Rp20 juta untuk diberikan kepada SL untuk biaya operasional sebelum eksekusi.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara Medali SEA Games 2021: Atlet Senior Indonesia Unjuk Gigi, Tim Garuda Masih Punya Asa

"Itu Rp20 juta untuk biaya operasional. Beli sepeda motor dan senjata di market place. Selanjutnya, penyerahan uang Rp90 juta (usai eksekusi), namun yang kita didapatkan hanya Rp85 juta," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat