kievskiy.org

KIB Ingin Bangun Koalisi Besar, Pengamat: Untuk Stabilitas Pemerintahan

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menandatangani nota kesepakatan Koalisi Bersatu (KIB) di Jakarta, 4 Juni 2022.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menandatangani nota kesepakatan Koalisi Bersatu (KIB) di Jakarta, 4 Juni 2022. /YouTube Golkar Indonesia


PIKIRAN RAKYAT - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menanggapi Partai Demokrat yang mengungkapkan butuh koalisi besar untuk memenangkan Pemilu 2024 dan menjalankan pemerintahan. PAN, sebagai salah satu anggota KIB, menyetujui wacana koalisi besar dan mengajak Demokrat untuk bergabung bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Golkar dan PPP.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai koalisi gemuk yang diinginkan KIB adalah suatu hal yang wajar meninggat KIB butuh masih dukungan dari partai lain.

"Saya melihatnya jika KIB ingin memperbanyak atau menambah koalisi dari partai-partai politik yang lain, maka itu hal yang wajar. Karena bagaimanapun KIB itu butuh support atau dukungan dari partai-partai yang lain," ujar Ujang.

Menurutnya, koalisi besar mempunyai kelebihan dalam menghadapi pertarungan Pilpres 2024. Selain menguntungkan bagi untuk tujuan pemenangan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres), koalisi besar juga bermanfaat dalam menjalankan roda pemerintahan ketika kelak koalisi berhasil menang.

Baca Juga: Hati-Hati Hal Ini Bisa Bikin Mr P Loyo! Simak Tips Bercinta dari Dokter Boyke Agar Tetap Perkasa

"Karena jika nanti bertarung di Pilpres 2024 dan kemudian menang, artinya kan butuh koalisi besar. Butuh pengamanan begitu ya dari partai-partai koalisi yang ada dalam konteks di pemerintahan maupun di parlemen. Jadi dalam ini koalisi akan diusahakan sebesar mungkin, segemuk mungkin. Sebisa yang dilakukan KIB," terusnya.

Oleh sebab itu, Ujang melihat KIB akan menyambut baik partai yang ingin bergabung dengan koalisi yang mengusung visi PATEN itu. Meski ada keuntungan besar dalam koalisi gemuk, tantangan juga ada. Koalisi besar dengan banyak partai pasti akan memunculkan banyak pandangan berbeda. Tantangannya adalah bagaimana menyatukan suara semua partai anggota.

"Mereka akan sama-sama berjuang untuk memenangkan koalisi itu, siapapun nanti capres-cawapres (yang diusung). Minusnya tentu koalisinya gemuk, terlalu banyak pendapat, terlalu banyak perbedaan. Tentu itu harus disatukan, disamakan," tegasnya.

Baca Juga: Hati-Hati Hal Ini Bisa Bikin Mr P Loyo! Simak Tips Bercinta dari Dokter Boyke Agar Tetap Perkasa

Ujang juga mengemukakan adanya risiko dari koalisi besar yakni semakin berkurangnya partai oposisi dalam pemerintahan yang bisa menganggu mekanisme perimbangan kekuasaan (check and balances). Padahal itu mekanisme itu penting untuk mengoreksi serta meluruskan sebuah pemerintahan serta mendorong pertumbuhan ke arah yang lebih baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat