kievskiy.org

Pakar Politik Bongkar Kode Keras Jokowi Dukung Puan Maharani di Pilpres 2024

Ketua DPR Puan Maharani.
Ketua DPR Puan Maharani. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Presiden Jokowi (Joko Widodo) memberikan sinyal dukungannya kepada Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai Calon Presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDIP) pada 2024.

Pangi menilai hal tersebut berdasarkan pernyataan Jokowi sebelumnya yang mengatakan bahwa menjadi Capres tidak cukup hanya bermodalkan elektabilitas.

Kemudian, Pangi menyebutkan ada beberapa alasan yang bisa menguatkan bahwa pernyataan Jokowi itu sebagai sinyal kuat memberikan dukungan kepada Puan.

Pertama, PDIP sudah memberikan kode keras bahwa elektabilitas yang tinggi tidak menjadi preferensi menentukan soal dukungan capres.

Baca Juga: Dor! Tembakan Polisi Terdengar Saat Kejar Avanza dan Cayla di Tasikmalaya, Buru Pembobol ATM

Hal itu, menurut Pangi, adanya kemungkinan PDIP menyadari bahwa kebutuhan Indonesia tidak bisa hanya semata indikator elektabilitas.

Kedua, adanya kemungkinan PDIP konsisten atau ditaklukkan oleh realitas politik yang memungkinkan tokoh dengan elektabilitas tinggi yang akan menang.

Ketiga, menurutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Puan. Hal ini bisa menangkap pesan dan sinyal bahwa Jokowi mendukung Puan.

"Jangan lupa juga mungkin Jokowi memberikan kode sinyal bahwa Mas Ganjar jangan terlalu kepedean, terlalu confidence tinggi sebab PDI Perjuangan belum tentu mengusung capres yang elektabilitasnya moncer," kata Pangi dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada 28 Agustus 2022.

Baca Juga: Persib Bandung Didenda Rp200.000.000 karena Flare, Umuh: Bobotoh Masa Gak Dewasa Sekali?

Sebelumnya, Jokowi mengingatkan sukarelawan Bravo 5 untuk tidak terburu-buru mendukung capres pada Pilpres 2024.

"Sekali lagi ojo kesusu, tidak usah tergesa-gesa," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa prasyarat untuk menjadi capres tidak cukup bermodalkan elektabilitas, melainkan juga harus mendapat dukungan partai politik (parpol) atau gabungan parpol.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Sebut Ajaib Banyak Jenderal yang Takut dengan Ferdy Sambo: 'Kami Takut'

Menurut Jokowi, mereka yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi sekalipun, belum tentu mendapatkan dukungan parpol.

"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai. Kalau mereka enggak mau, gimana?" ujarnya.

Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa regulasi memang mengatur yang dapat mengajukan capres adalah parpol atau gabungan parpol.

"Di konstitusi kita, di undang-undang kita, itu memang harus diusung oleh partai atau gabungan partai. Artinya apa? Bapak Ibu jangan mendukung kandidat itu sekarang, misalnya kita dukung Pak Fachrul Razi, pertanyaan saya, yang mengajukan partai apa. Mengajukan Pak Luhut, pertanyaan saya, partainya apa yang mengajukan," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat