PIKIRAN RAKYAT - Terdakwa Ferdy Sambo merasa dirinya sebagai penjahat terbesar sepanjang sejarah umat manusia atas kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Sejak awal penanganan kasusnya mantan Kadiv Propam Polri itu merasa diperlakukan tidak adil lantaran banyak cacian, hinaan, serta tuduhan yang tidak benar disebarkan untuk menghakimi.
"Sejak awal saya ditempatkan sebagai terperiksa dalam perkara ini, beragam
tuduhan telah disebarluaskan di media dan masyarakat, seolah saya adalah penjahat terbesar sepanjang sejarah manusia," kata Sambo.
Sambo membeberkan sejumlah tuduhan sadis seperti melakukan penyiksaan terhadap Brigadir J, jadi bandar narkoba, berselingkuh, menikah sirih, LGBT, hingga memiliki bunker dengan uang ratusan triliun atas nama Brigadir J.
"Yang kesemuanya adalah tidak benar dan telah sengaja disebarkan untuk menggiring opini yang menyeramkan terhadap diri saya, sehingga hukuman paling berat harus dijatuhkan tanpa perlu mendengar dan mempertimbangkan penjelasan dari seorang terdakwa seperti saya," ujarnya.
Bahkan dalam momen persidangan kata Sambo, penasihat hukumnya pernah menunjukkan sebuah video viral yang menampilkan dirinya tengah dieksekusi mati.
"Padahal persidanganpun masih berjalan dan jauh dari putusan pengadilan. Nampaknya, berbagai prinsip hukum tersebut telah ditinggalkan dalam perkara di mana saya duduk sebagai terdakwa," ucap Sambo.
Oleh karena itu dirinya tak bisa membayangkan bagaimana dapat melanjutkan hidup atas semua tuduhan, cacian, dan hinaan padanya dan keluarga.