PIKIRAN RAKYAT – Erupsi Gunung Merapi sejak Januari 2021 silam, memicu munculnya dua kubah lava aktif baru yang bisa memicu erupsi makin meluas. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut kemunculan dua kubah lava baru tersebut memicu bahaya ke beberapa arah.
Jika sebelumnya kubah lava hanya mengarah ke tenggara, kini kubah lava juga mengarah ke barat daya. Kemunculan dua kubah lava dalam satu periode erupsi ini merupakan fenomena pertama dalam sejarah.
“Kalau di arah tenggara itu ada Kali Gendol. Sedangkan, arah barat daya ada banyak kali mulai dari Kali Krasak, Kali Boyong, dan Kali Kuning,” ucap Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.
Kubah lava barat daya dan tengah kawah ini terus muncul sejak Januari 2021. Per 18 Maret 2023, berdasarkan pemantauan visual dan termal, kubah lava barat daya masih terlihat aktif, karena terlihat adanya suhu tinggi yang mencapai 230 derajat Celcius.
Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah: Ada Dua Lava Aktif di Gunung Merapi, Erupsi Berpotensi Semakin Meluas
Untuk selatan kubah arah Kali Boyong lava juga masih tampak aktif. Sedangkan untuk kubah lava tengah kawah suhunya tidak jauh berbeda, justru ada titik panas di tepi timur kubah yang suhunya mencpaai 114 derajat celcius.
“Dengan adanya kubah lava yang di barat daya, maka daerah yang berpotensi terdampak erupsi ini jadi ke barat daya juga,” kata Agus.
Saat ini pihak BPPTKG belum bisa memastikan apakah intensitas erupsi meningkat atau tidak. Selain itu, aktivitas vulkanik gunung api terhitung sering atau dalam periode empat tahunan jika erupsi yang dikeluarkan bersifat efusif.
“Jadi dari sananya memang Gunung Merapi kalau erupsi yang semacam ini dia termasuk lebih sering daripada yang erupsi besar efusif. Erupsi pada tahun 2010 perulangannya 100 tahunan. Kalau efusif seperti ini empat tahunan, rata-rata bisa plus minus,” ucap Agus.