kievskiy.org

Heboh Celetukan 'Ndasmu Etik', Fahri Hamzah Samakan Prabowo dengan Bung Karno

Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi celetukan Prabowo di pertemuan Partai Gerindra.
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi celetukan Prabowo di pertemuan Partai Gerindra. /Dok. Partai Gelora

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora), Fahri Hamzah, turut menanggapi pernyataan Prabowo Subianto di pertemuan Partai Gerindra.  Prabowo menyebut "Ndasmu etik" tatkala menyinggung kandidat lain yang menyerangnya di Debat Capres pada 12 Desember 2023. Fahri menilai celetukan tersebut merupakan kata-kata biasa dan tidak perlu dipersoalkan.

"Biasa saja, kan. Itu, kan, sama dengan Bung Karno bilang sontoloyo, biasa saja, kan. Ya itu kan kultur saja, kan. Cara orang-orang kita untuk small talk istilahnya, basa-basi bercanda itu biasa," ucap Fahri setelah menjadi narasumber pada Dialog Keumatan Partai Gelora di Balai Sartika, Kota Bandung, Minggu 17 Desember 2023.

"Emang saya mau tanya, ada enggak di antara orang-orang yang mempersoalkan itu enggak pernah ngumpat? Satu saja enggak pernah, itu mah kerjaan kita hari-hari, ya, kan," ucapnya.

Fahri juga menganggap etika itu sangat personal karena berkaitan dengan rasa. "Etika itu soal rasa, apalagi orang timur, orang timur itu etika itu soal rasa soal hati. Pantes enggak ya, atau apa tau diri, ya, kan," ucapnya.

"Itulah problem kita orang timur karena orang timur itu kan rasanya tinggi, kan, ya. Kalau orang itu pernah berjasa sama kita, kita harus tahu diri, jangan nantang gitu, lho. Itu rasa semuanya," kata Fahri menambahkan.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana menjelaskan pada pemilih Partai Gelora pihaknya harus memastikan bahwa pasangan Prabowo Gibran merupakan pasangan yang harus didukung.

"Umat perlu penjelasan tentang visi kita seperti apa. Saya kira banyak pemilih Prabowo-Gibran di Gelora, tapi tetap membutuhkan penguatan penjelasan, jadi ini agenda penting kita untuk memberikan penjelasan yang lebih fundamental kenapa Prabowo-Gibran kita usung," katanya.

Adapun alasannya, karena faktor rekonsiliasi yang penting, kedua bahwa Gelora berada di koalisi Indonesia Maju itu representasi keumatan dalam koalisi besar ini. "Itu dijelaskan ke masyarakat dan ulama soal posisi Gelora," ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat