kievskiy.org

Analisis Rebranding Prabowo: dari Jenderal Angkuh Jadi Kakek Rapuh

Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Media Amerika Serikat (AS), The Guardian mengulik sosok Prabowo Subianto yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden untuk ketiga kalinya. Mereka menganalisis bagaimana Capres Nomor Urut 2 itu kini melakukan rebranding terhadap citranya.

"Dia (Prabowo) adalah mantan jenderal yang dipecat dari militer, di tengah tuduhan dia terlibat dalam penculikan dan penyiksaan. Namun hari ini, Prabowo Subianto, kandidat terdepan dalam pemilihan umum Indonesia, memproyeksikan citra yang sangat berbeda: seorang kakek imut dengan gerakan tarian canggung dan sisi yang lebih lembut," kata The Guardian, Selasa 9 Januari 2024.

Media AS itu menyoroti bagaimana Prabowo Subianto yang kini berusia 72 tahun, kerap menggoyangkan pinggul dan melambaikan tangan pada acara-acara kampanye. Aksinya itu pun terekam kamera dan disebarkan di media sosial.

Kini, Prabowo Subianto dijuluki 'gemoy' yang berarti imut oleh netizen, terutama setelah videonya viral di TikTok. Sedangkan di Instagram, akunnya menunjukkan dia meringkuk dan mencium kucingnya, serta berpose dengan tangannya dalam pose cinta. Bahkan, para pendukung mengenakan hoodie dengan versi kartun politisi yang tampak manis.

"Ini cukup mengubah citra untuk Prabowo, mantan menantu mendiang diktator Soeharto, yang dituduh terlibat dalam penculikan dan penyiksaan aktivis pro-demokrasi pada akhir 1990-an, serta pelanggaran hak asasi di Papua dan Timor Timur," ujar The Guardian.

"Prabowo dilarang bepergian ke AS, meskipun ini dibatalkan setelah ia menjadi menteri pertahanan pada 2019. Dia selalu membantah melakukan kesalahan dan tidak pernah didakwa sehubungan dengan tuduhan tersebut," ucapnya menambahkan.

Elektabilitas Tinggi Meski Penuh Kontroversi

Terlepas dari masa lalunya yang kontroversial, Prabowo Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, memimpin dalam survei elektabilitas menjelang pemungutan suara bulan depan di Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Sebuah jajak pendapat Indikator baru-baru ini menunjukkan bahwa dia berhasil meraih dukungan dari pemilih muda, yang akan sangat penting dalam menentukan hasil pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Masyarakat berusia antara 17 sampai 40 tahun akan mencapai lebih dari 50 persen pemilih.

Para analis mengatakan, pemilu 2024 bisa menandai semakin mengakarnya sistem dinasti politik lama. Mereka mengatakan, media sosial akan menyediakan medan pertempuran penting bagi para kandidat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat