PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Hendri Satrio menilai, pascadebat capres yang diselenggarakan KPU Minggu, 7 Januari 2024, berdampak pada pencitraan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Menurutnya, dalam debat itu, Prabowo menjadi sosok yang terlalu emosional sehingga membuat citra 'gemoy' yang selama ini diusungnya menjadi luntur. Sisi emosional itu juga tampak saat Prabowo Subianto melanjutkan agenda kampanye ke Pekanbaru, Riau, 2 hari setelah debat capres.
Di depan para pendukungnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu tampak emosional karena tak terima saat debat ketiga, ada capres lain menyajikan data yang salah tentang dirinya. Prabowo lalu melontarkan kata ‘g****k’ dan ‘t***l’, menyentil ke capres tersebut sambil meluruskan data yang benar.
Hendri Satrio mengatakan, citra gemoy yang dibangun tim Prabowo hanya topeng belaka. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah melihat bahwa mantan Danjen Kopassus itu mudah emosi.
"Begitu kemudian rakyat menyadari bahwa gemoy adalah hanya citra saja, hanya topeng saja, dan masyarakat bisa melihat aslinya dia sering emosi," kata Hendri saat dihubungi wartawan, Jumat, 12 Januari 2024.
Dosen Universitas Paramadina itu menilai, Prabowo juga terlampau percaya diri akan menang di Pilpres 2024. Hal tersebut membuat dirinya merasa di atas angin. Menurutnya, Prabowo juga tampak ingin sekali menunjukkan siapa dirinya di depan para pendukungnya.
“Karena dia merasa menjadi penguasa ya, dia merasa bisa melakukan apa saja dan mengatakan apa saja. Nah, itu juga menurut saya kenapa kemudian letupan emosi itu sering keluar,” ucap Hendri.
“Tapi kalau blunder terus bisa saja ditinggalkan oleh pemilihnya dan kalah duluan di putaran pertama,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menilai Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terlalu sibuk menyerang Prabowo Subianto dalam debat KPU.