PIKIRAN RAKYAT - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming membeberkan aspek hukum dan politik yang menunjukkan tidak ada keterlibatan Prabowo dalam isu penculikan aktivis 1998. Aspek hukum yang pertama, menurut mereka, tidak ada saksi maupun bukti di persidangan Tim Mawar yang menyebut Prabowo terlibat penculikan.
“Yang kedua, keputusan Dewan Kehormatan Perwira itu hanya bersifat rekomendasi, itu bukan keputusan pengadilan yang sifatnya final atau bukan keputusan lembaga konstitusi peradilan,” kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, di Jakarta Selatan, Minggu, 21 Januari 2024.
Ketiga, lanjut Habiburokhman, keputusan Presiden ke-3 RI BJ Habibie menyatakan Prabowo diberhentikan secara hormat. Sebab, saat itu, Habibie menghargai pengabdian dan jasa-jasa Prabowo selama menjadi personel Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Yang terakhir, yang paling penting, Komnas HAM itu tidak bisa melengkapi berkas dalam waktu 30 hari sebagaimana diatur di Pasal 20 Undang-Undang (UU) Pengadilan HAM. Itu, kan, dari tahun 2006. (Tahun) 2006 ke 2023 berapa (selisihnya)? Sekira 17 tahunan. Harusnya 30 hari, ini sudah 17 tahun lebih. Gak bisa dilengkapi itu berkasnya,” tutur Habiburokhman.
Lebih lanjut, Habiburokhman menuturkan, secara politik, isu penculikan tersebut juga seharusnya sudah selesai. Pasalnya, kata dia, Prabowo sudah beberapa kali mengikuti kontestasi politik, namun isu tersebut seperti didaur ulang menjelang pemilu.
“Tidak ada setitikpun bukti bahwa Pak Prabowo terlibat dari insiden penculikan. Ini, kan, isu didaur ulang yang anehnya secara politik seharusnya ini juga sudah tidak ada masalah,” ucap Habiburokhman.
Habiburokhman lantas menyingung soal Prabowo yang pernah menjadi calon wakil presiden pendamping Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa Prabowo tidak terkait dengan penculikan aktivis.
“Pak prabowo 2009 menjadi cawapresnya Ibu Mega. Masa, sih, Bu Mega atau elemen-elemen di bawahnya percaya Pak Prabowo terlibat penculikan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Habiburokhman, Prabowo juga pernah mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Menurutnya, tak mungkin Anies mau menerima dukungan jika Prabowo terlibat penculikan.
“Pak Anies dicalonkan gubernur oleh Pak Prabowo. Masa, sih, pak Anies mau dicalonkan oleh orang yang dianggap melakukan penculikan. Pak Mahfud, Timses-nya Pak Prabowo tahun 2014,” kata Habiburokhman.***