kievskiy.org

China Mendesak Israel Penjajah untuk Setop Serang Penduduk Palestina di Rafah Gaza Selatan

warga Palestina membawa barang-barang setelah diserang Israel, di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Februari 2024.
warga Palestina membawa barang-barang setelah diserang Israel, di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Februari 2024. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah China telah menyerukan Israel untuk segera menghentikan operasi militer yang tengah berlangsung di kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Seruan ini datang karena kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan yang serius jika pertempuran tidak dihentikan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan sikap tegas negaranya terhadap konflik tersebut dalam sebuah pernyataan. Mereka mengecam tindakan yang membahayakan warga sipil dan melanggar hukum internasional.

"China mengikuti perkembangan di wilayah Rafah, menentang dan mengutuk tindakan yang membahayakan warga sipil dan melanggar hukum internasional," ujar juru bicara tersebut seperti dilansir oleh AFP pada Selasa (13/2/2024).

Beijing menekankan perlunya Israel untuk segera menghentikan operasi militernya dan melakukan upaya maksimal untuk menghindari korban sipil yang tidak bersalah. Mereka memperingatkan bahwa kegagalan dalam menghentikan pertempuran bisa berujung pada bencana kemanusiaan yang lebih serius di wilayah Rafah.

Tel Aviv saat ini sedang dihadapkan pada tekanan internasional yang semakin meningkat untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas. Pasukan Israel bersiap untuk melancarkan serangan darat ke Rafah, kota perbatasan di bagian selatan Jalur Gaza yang menjadi tempat berlindung bagi jutaan pengungsi Palestina yang terjebak dalam konflik.

Operasi penyerbuan yang dilancarkan Israel pada Senin 12 Februari 2024 dini hari di Rafah bertujuan untuk membebaskan dua sandera yang ditahan oleh Hamas. Namun, operasi ini telah memakan korban, dengan laporan yang menyebutkan sekitar 100 orang tewas.

Keputusan Israel untuk melancarkan operasi militer tersebut datang setelah mereka menolak persyaratan gencatan senjata yang diajukan oleh Hamas pekan sebelumnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji operasi pembebasan sandera tersebut sebagai operasi yang "sempurna".

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam operasi militer Israel sebagai "pembantaian" yang telah menewaskan puluhan warga Gaza.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat