kievskiy.org

Megawati dan PDIP Diprediksi Tak akan Goyah Jadi Oposisi, tapi Lain dengan Faksi-Faksinya

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat mendampingi Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam kegiatan kampanye terbuka bertajuk “Hajatan Rakyat” di Lapang Tegallega, Kota Bandung.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat mendampingi Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam kegiatan kampanye terbuka bertajuk “Hajatan Rakyat” di Lapang Tegallega, Kota Bandung. /Antara/Rubby Jovan

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai Megawati Soekarnoputri dan partainya, PDIP, tidak akan goyah menjadi oposisi jika Prabowo Subianto menang pada Pilpres 2024. Partai berlambang banteng itu dipastikan tidak akan mudah luluh dengan bujuk rayu dan ajakan bergabung dengan kabinet berikutnya.

Kemungkinan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden pun tampaknya bakal mengikuti cara berpolitik Jokowi. Salah satunya adalah menjadikan partai-partai oposisinya menjadi bagian dari koalisi.

Sehingga, bukan tidak mungkin dia merangkul partai-partai pengusung Anies-Muhaimin (AMIN) dan Ganjar-Mahfud (GAMA) untuk bergabung ke kabinetnya. Sebab, hal itu juga dilakukan Jokowi kepada dia yang berakhir menjadi Menteri Pertahanan (Menhan).

"Bujuk rayu pasti dimulai oleh kubu Prabowo kepada partai oposisinya, dan itu yang sebetulnya kita tunggu. Apakah akan terbujuk? Pasti akan ada pembelahan, tetapi teori pembelahan itu juga kira-kira diantisipasi oleh kubu Prabowo. Karena itu, bujuk rayu pasti dimulai dan itu sebetulnya yang kita tunggu," tutur Rocky Gerung, Kamis 15 Februari 2024.

PDIP Tak Mudah Goyah

Rocky Gerung pun menilai, Megawati Soekarnoputri dan PDIP tidak akan begitu mudah dibujuk bergabung di kabinet. Meski, bujuk rayu itu diprediksi akan banyak dilancarkan kubu Prabowo Subianto.

"PDIP tentu lama menunggu lima tahun ke depan, sementara Prabowo tentu akan memaksimalkan rayuan pada ibu Mega dan sangat mungkin juga ibu Mega tidak bisa dirayu. Namun, faksi-faksi di PDIP mungkin sekali kena rayuan Prabowo, itu soalnya," katanya.

Meski begitu, Rocky Gerung melihat akan ada pola berulang seperti masa pemerintahan Jokowi. Salah satunya adalah minim partai oposisi di pemerintahan.

"Jadi dari awal kita tidak melihat semacam potensi ada oposisi lagi, saya kira itu yang berbahaya kalau Prabowo akhirnya merangkul lagi baik Anies maupun Ganjar dan kita kemudian tiba lagi pada problem tidak ada oposisi," ujarnya.

"Padahal tidak mungkin demokrasi itu jadi bersih kalau tidak ada oposisi," ucap Rocky Gerung menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat