PIKIRAN RAKYAT – Prabowo Subianto memiliki dosa masa lalu yang selalu diingat oleh masyarakat, bahkan hingga di Pemilu 2024. Dugaan kasus pelanggaran HAM berat selalu jadi pemberat Prabowo untuk melangkah di dua periode pemilu sebelumnya.
Bahkan dugaan kasus pelanggaran HAM berat yang menempel pada Prabowo Subianto turut disorot pengamat dalam dan luar negeri. Sejumlah pengamat dalam negeri khawatir jika Prabowo bakal jadi presiden.
Prabowo Subianto selalu membantah tuduhan dirinya terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat terkait penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pro-demokrasi di akhir tahun 90an. Prabowo pun tak pernah didakwa melakukan atas tuduhan pelanggaran HAM berat masa lalu.
Sekutu asing juga sempat kebingungan menghadapi Prabowo dengan segala tuduhan yang disematkan padanya. Prabowo sempat dilarang bepergian ke AS, tapi larangan itu dibatalkan setelah dia jadi Menteri Pertahanan 2019 lalu.
Baca Juga: Honda New Br-V N7X Edition Warna Khaki Tampil di IIMS 2024, Harga Rp319 Jutaan
Keputusan tersebut menjadi kritikan pedas kelompok Amnesty Internasional. Profesor Justin Hastings dari Departemen Pemerintahan dan Hubungan Internasional di Universitas Sydney menyebut kemenangan Prabowo kemungkinan besar tidak akan meningkatkan pelanggaran HAM di Indonesia.
Kendati demikian, Justin yakin bahwa tidak akan ada masa lalu yang harus diperhitungkan. Kemungkinan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu tidak akan diusut tuntas.
Prabowo dinilai berhasil mengubah citranya dari tokoh militer yang kuat menjadi kakek lembut yang tak berbahaya. Prabwoo juga berusaha menarik suara dari generasi muda melalui video di TikTok dan foto-foto di Instagram bersama kucing-kucingnya.
“Timnya mencoba menggunakan media sosial (untuk mengatakan) ‘mungkin dia orang kuat, mantan jenderal Angkatan Darat, tapi dia juga bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan’” kata Justin, dikutip dari The Guardians.