/photo/2024/04/18/1483785669.jpeg)
PIKIRAN RAKYAT - "Hanya untuk masyarakat miskin," demikian tulisan yang ada di tabung gas bersubsidi atau tabung gas melon. Tulisan tersebut ditulis menggunakan huruf kapital. Namun, ternyata tak sesuai dengan apa yang tertulis, karena nyatanya gas subsidi itu juga dinikmati golongan masyarakat mampu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 80 persen masyarakat mampu menikmati gas bersubsidi itu. Bila ditilik lebih dalam, belum ada regulasi yang menyebutkan bahwa gas bersubsidi itu cuma bisa digunakan masyarakat miskin. Adalah Perpres nomor 104 tahun 2017 tentang penyediaan, pendistribusian, dan penetapan harga liquified petroleum gas (LPG) tabung tiga kilogram, regulasi yang berlaku saat ini.
Pengamat energi Komaidi Notonegoro bilang, dalam Perpres nomor 104 tahun 2017 itu, tidak ada larangan bagi siapa pun untuk membeli gas bersubsidi tersebut. Namun, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan revisi peraturan itu.
Pengajuan revisi itu buntut dari polemik artis serbabisa Prilly Latuconsina yang kedapatan menggunakan gas bersubsidi saat memasak menjelang Idulfitri 1445 Hijriah. Dalam potret di Instagram-nya, Prilly terlihat sedang memasak rendang.
Kendati ditutupi kardus, warganet begitu jeli bahwa barang yang ada di balik itu merupakan gas bersubsidi. Unggahan itu pun lantas dibanjiri komentar negatif warganet.
Prilly lantas menanggapi komentar miring warganet itu. Dia bilang, tak ada niat untuk menyembunyikan apa pun lantaran memang gas tersebut berada di belakang tas belanja. "Aku pun enggak ngeh."
Dia sadar betul kalau gas bersubsidi yang digunakannya itu memang tidak diperuntukkan untuk semua orang. "Next time kalau gas yang biasa habis, lalu dipinjamkan, aku sudah bilang ke mbak lebih baik bersabar saja menunggu gas yang bisa dipakai."
Gas bersubsidi untuk masyarakat tidak mampu
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, revisi yang diajukan itu untuk menegaskan peruntukan segmen masyarakat yang berhak membeli LPG 3 kg. Segmen yang dimaksud adalah rumah tangga tidak mampu atau miskin.