PIKIRAN RAKYAT - Gumpalan awan abu vulkanik setinggi empat kilometer tercipta akibat letusan Gunung Ibu di Sulawesi Utara menghasilkan fenomena kilatan-kilatan petir di puncak gunung api tersebut.
Kilatan petir tersebut terlihat jelas dari hasil pengamatan Pos Pengamatan Gunung Ibu pada Sabtu, 18 Mei 2024.
"Suara gemuruh dan dentuman terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Ibu, petir terlihat dalam kolom erupsi," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Richard Chaniago.
Baca Juga: Hasil MPL ID Season 13 Week 9: Tiket Mahal Playoff Terbuka bagi RRQ Hoshi, Alter Ego Terempas
[VISUAL ERUPSI G. IBU. 18 MEI 2024]Hai Kawan Mitigasi,
Berikut visual erupsi G. Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara pada tanggal 18 Mei 2024 pukul 20.08 WIT. Saat ini, tingkat aktivitas G. Ibu berada pada level IV (AWAS).
Masyarakat agar tetap mengikuti rekomendasi PVMBG. pic.twitter.com/MjPu2r2Ztu
— PVMBG (@PVMBG_) May 18, 2024
Badai petir vulkanik yang timbul saat erupsi terjadi akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas. Situasi itu lantas menimbulkan loncatan muatan listrik.
Richard mengatakan erupsi itu terjadi Sabtu pukul 20.08 WIT. Kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat dan barat laut.
Peristiwa letusan itu tercatat pada alat seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 9 menit 12 detik.
Setengah jam kemudian pada pukul 20.34 WIT, erupsi kembali terjadi menghasilkan gumpalan asap setinggi satu kilometer. Letusan itu memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 127 detik.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," ujar Richard.
Pada 16 Mei 2024, pukul 15.00 WIT, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi menaikkan status Gunung Ibu dari sebelumnya siaga atau level III menjadi awas atau level IV.