kievskiy.org

BSSN Sudah Prediksi Bakal Ada Serangan Siber pada 2024: Semua Lembaga Diperingatkan Sejak 2023

Ilustrasi peretas, hacker, pelaku kejahatan siber.
Ilustrasi peretas, hacker, pelaku kejahatan siber. /Pixabay/JavadR

PIKIRAN RAKYAT - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan, sudah memprediksi akan ada serangan siber yang dilancarkan pada 2024. Prediksi itu sudah disampaikan sejak 2023 silam, dan seluruh lembaga telah diperingatkan.

Kepala BSSN, Hinsa Siburian mengatakan bahwa serangan siber yang telah terprediksi di antaranya adalah Ransomware hingga Web Defacement yang juga ada kaitannya dengan fenomena judi online atau daring, serta jenis serangan-serangan siber lainnya.

Prediksi itu sudah dirilis secara resmi oleh BSSN pada 2023. Apa yang mereka katakan itu pun benar, karena baru-baru ini terjadi serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

"Dan untuk mengantisipasi itu kita sampaikan ke semua lembaga untuk mengantisipasi-nya," kata Hinsa Siburian saat rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024.

Selain kepada lembaga-lembaga, dia juga telah menyampaikan prediksi itu kepada jaringan-jaringan keamanan siber yang dibina oleh BSSN. Menurutnya, jenis-jenis ancaman siber pun telah dimuat di laman resmi BSSN.

Pusat Operasi Keamanan Siber Terbatas

Menurut Hinsa Siburian, BSSN sudah memiliki Pusat Operasi Keamanan Siber di kantornya yang berada di wilayah Ragunan, Jakarta Selatan. Fasilitas itu sudah digunakan di antaranya untuk mencegah serangan siber.

Akan tetapi, fasilitas tersebut hanya mampu mengawasi sebesar 5 persen dari total keseluruhan data nasional. Sehingga, sensor pengawasan siber pada fasilitas tersebut pun kerap diprioritaskan untuk lingkaran pusat pemerintahan.

"Karena bagaimanapun sensor ini bisa kita prioritaskan, misalnya, sensor kita amankan di lingkaran katakanlah istana, jadi kondisinya seperti itu," ujar Hinsa Siburian.

Terkait adanya serangan siber terhadap PDNS 2 yang saat ini terjadi, menurutnya BSSN telah melakukan langkah-langkah dengan cara forensik sesuai mekanismenya. Namun, dia mengaku ada kesulitan dalam melakukan pemeriksaan forensik karena semua data yang terkena serangan telah terenkripsi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat