BANDUNG,(PRLM).-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bandung berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (24/2/2015). Para mahasiswa tersebut mempertanyakan transparansi dana anggaran penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (pON) XIX/2016 di Jawa Barat yang mencapai angka trilyunan rupiah.
"Menjadi pertanyaan ketika berbicara soal anggaran, karena dana sebanyak itu apakah betul dipergunakan untuk penyelenggaraan? Sosialisasi terhadap rakyat Jabar pun nampaknya kurang, "ujar juru aksi.
Mereka mencium adanya indikasi PON ditunggani politik, penggunaan anggaran yang tidak efisien dan bertolak belakang dengan janji gubernur yang akan mengutamakan pendidikan dan infrastruktur.
"Yang patut digaris bawahi kami datang ke Gedung Sate bukan nolak PON, tapi kami justru mengapresiasi. Tapi kami bicara kesiapan dan keseriusan dari panitia penyelenggara. Karena PON bisa dikatakan konsumsi rakyat Indonesia. Kami tanyakan anggaran, proses anggaran, karena sudah ada indikasi penyelewengan anggaran,"ujar Grare Martian Hakim, kordintaor lapangan ketika ditemui di sela-sela unjuk rasa.
Menurut dia, pada tahun lalu APBD Jabar hanya menganggarkan Rp 935 miliar tapi di APBD tahun ini sekitar Rp 1,2 trilyun. Jadi ada penambahan dan sempat beredar informasi ada penambahan lagi Rp 3 trilyun. "Kalau dikalkulasikan Rp 5 trilyun sudah tidak relevan lagi. Anggaran untuk sosialisasi, infrastruktur, tapi apakah sudah ada yang bikin gelanggang dan jalan. Itu yang kami tanyakan. Dengan membumbungnya anggaran, kami butuh transparasi anggaran,"tutur dia. (Novianti Nurulliah/A-157)***