kievskiy.org

Tak Ada Wakil Indonesia di Final, Penonton Tetap Banyak

JAKARTA, (PR).- Dari segi hasil prestasi memang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 belum sesuai dengan harapan, karena untuk pertama kalinya tanpa wakil di final. Kendati gagal secara prestasi, tapi secara penyelenggaraan ada catatan keberhasilan tersendiri yang dinilai bisa menjadi sejarah baik. Di Istora Senayan, Jakarta, selepas seluruh partai final selesai, Minggu 6 Juni 2016, federasi bulutangkis dunia (BWF) memastikan jika Indonesia Open ini masih menjadi salah satu turnamen terbaik di dunia. Bukan hanya karena hadiah uangnya yang besar, tapi juga karena tiap tahunnya ada peningkatan yang ditunjukkan oleh penyelenggaraannya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund kepada wartawan. "Tiap tahunnya penyelenggaraan ini selalu menunjukkan peningkatan, ada hal baru yang muncul. Khususnya dari segi penonton dan dari sisi pemain yang setiap saya tanya pasti senang sekali main di turnamen ini. Semua enjoy dengan atmosfer yang berhasil diciptakan," ujarnya. Dari segi penonton, menurutnya, yang menggembirakan ternyata apresiasi para pecinta bulutangkis Indonesia sangat tinggi. Meskipun tidak ada wakil Indonesia yang masuk final, tapi penonton tetap hadir di Istora untuk menonton. Kendati ada masalah bocor di dua lapangan yang terjadi ketika babak perempat final, namun BWF tetap tidak melihat hal itu sebagai isu besar yang harus dikritisi. Mereka sangat yakin jika PBSI sebagai tuan rumah, tiap tahun akan melakukan evaluasi dari segi penyelenggaraan. "Sejujurnya selama saya sepekan di sini (Istora) menyaksikan penyelenggaraan Indonesia Open ini, tidak ada isu besar yang bisa dibagi kepada media. Semua berjalan smoth. Tapi saya yakin tiap tahun PBSI akan melakukan evaluasi dalam hal penyelenggaraan," ungkapnya. Menjawab masalah kebocoran yang terjadi di dua lapangan, Wakil Sekjen PBSI Achmad Budiharto mengatakan jika hal itu menjadi salah satu catatan. Tahun lalu kejadian serupa pernah terjadi, tapi ketika itu bocor ada di lapangan satu (center court). "Ketika tahun ini kami menjaga jangan sampai terjadi lagi di lapangan satu, ternyata yang justru bocor ada di dua lapangan lainnya yang berada di sisi kanan kiri lapangan utama. Tentu kami tidak bisa memprediksi hal semacam ini, padahal sudah kami antisipasi. Ini musibah yang tidak bisa kita hindari," imbuhnya. Meskipun berdalih hal itu adalah musibah, tapi dia mengaku jika memang sampai tahun ini Indonesia tidak punya gedung yang layak untuk mengadakan turnamen untuk menggelar pertandingan level super series ini.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat