kievskiy.org

Toni Syarifudin Sasar Grup Mudah di Perempat Final BMX Olimpiade 2016

PEBALAP sepeda Indonesia Toni Syarifudin (baju Merah) melakukan latihan start di trek BMX Deodoro di Olympic Park, Rio de Janeiro, Selasa 16 Agustus 2016. Toni akan menjalani babak
PEBALAP sepeda Indonesia Toni Syarifudin (baju Merah) melakukan latihan start di trek BMX Deodoro di Olympic Park, Rio de Janeiro, Selasa 16 Agustus 2016. Toni akan menjalani babak

RIO DE JANEIRO, (PR).- Atlet BMX Indonesia, Toni Syarifudin akan berusaha mengejar catatan waktu terbaik di babak seeding run agar bisa mendapatkan peringkat bagus pada babak perempat final balap sepeda BMX Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Toni berlomba pada Rabu (17 Agustus 2016 pukul 14.34 waktu setempat atau Kamis 18 Agustus 2016 dini hari WIB. Babak seeding run akan memperlombakan nomor time trial dan pemilik catatan waktu terbaik akan masuk dalam grup yang ringan pada babak perempat final. Jika catatan waktunya tidak bagus, mereka akan mendapatkan peringkat rendah dan masuk ke dalam grup berat. Hal itu diungkapkan pelatih Toni, Dadang Haries Poernomo yang berada di Rio de Janeiro melalui pesan singkat. "Nantinya, dengan catatan waktu yang dihasilkan Toni, dia akan diperingkatkan. Dia masuk ke peringkat keberapa dari total 32 pebalap yang tampil di babak seeding run ini. Jika dia masuk peringkat atas, dia bisa masuk ke grup ringan. Jika dia peringkatnya tidak bagus, di bawah, dia bisa masuk grup berat. Babak perempat final akan dibagi dalam empat grup," ujarnya. Dalam babak penentuan seed, Toni akan bersaing di antaranya dengan peraih emas dua olimpiade sebelumnya (2008 dan 2012) asal Latvia, Maris Stromberg serta peraih perak dan perunggu pada Olimpiade London 2012, Sam Willoughby (USA), serta Carlos Mario O Zabala (Columbia). Setelah masuk ke babak perempat final, penilaiannya tidak berdasarkan waktu tapi poin yang harus diambil di beberapa titik dalam trek super cross yang berada di Olympic BMX Centre. Toni mengaku jika latihannya di San Diego membuatnya lebih percaya diri tampil pada trek di Rio de Janeiro. Pasalnya, trek di San Diego adalah replika trek yang akan digunakan pada Olimpiade. "Latihan di AS membuat saya lebih percaya diri karena treknya sama seperti di Rio, bahkan lebih besar dan lebih sulit," ucapnya. Dia pun sudah melihat penampilan dua pesaing terberatnya yang merupakan para peraih medali di Olimpiade London pada saat latihan bersama di San Diego. Toni berlatih bersama tim BMX Amerika Serikat, Australia, dan Ekuador. "Saya sudah mencobanya dan sudah melihat performa para tim yang banyak mencetak juara. tapi saya akui masih ada kesulitan untuk bisa menguasai penuh trek ini dalam waktu singkat. Saya masih kaget karena kami tidak punya trek seperti ini di Indonesia. Jadinya, tidak terbiasa," katanya. Sementara itu, setelah melihat trek yang akan dipergunakan dalam perlombaan BMX, Chef de Mission Kontingen Indonesia, Raja Sapta Oktohari yang juga ketua umum PB ISSI mengatakan sudah saatnya Indonesia berpikir jauh ke depan dan tidak lagi hanya berpikir secara sempit. "Kalau mau maju, sudah saatnya kita berpikir lebih jauh, mematok target kita untuk Olimpiade. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Trek (seperti di Rio de Janeiro ) ini sudah jamak untuk gelaran tingkat dunia sementara trek terbaik di Banyuwangi pun masih jauh kelasnya di bawah ini," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat