kievskiy.org

Gulat Tangan Minim Peminat

WASIT asal Malaysia (kanan) memberikan penjelasan kepada para peserta kompetisi gulat tangan 6th Tafisa World Sport For All Games 2016 pada saat technical meeting di ABC Mall, TIJA, Jakarta, Jumat 7 Oktober 2016.*
WASIT asal Malaysia (kanan) memberikan penjelasan kepada para peserta kompetisi gulat tangan 6th Tafisa World Sport For All Games 2016 pada saat technical meeting di ABC Mall, TIJA, Jakarta, Jumat 7 Oktober 2016.*

JAKARTA, (PR).- Cabang olah raga gulat tangan (arm wrestling) pada 6th Tafisa World Sport For All Games 2016 minim peserta. Minimnya tingkat partisipasi karena pelaksanaannya bentrok dengan Kejuaraan Dunia di Bulgaria hingga pesertanya pun terpecah-pecah. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Perkumpulan Olah Raga Gulat Tangan Indonesia (POGTI) James H. Anes kepada wartawan usai pelaksanaan technical meeting di ABC Mall, TIJA, Jakarta, Jumat 7 Oktober 2016. Sedikitnya ada 10 negara yang akan ikut berpartisipasi dalam lima kelas. "Harusnya bisa lebih banyak. Tapi event ini bentrok dengan pelaksanaan kejuaraan dunia di Bulgaria jadi terpecah-pecah atletnya. Sementara ini yang sudah mengkonfirmasi dan melakukan timbang badan ada 10 negara. Yakni, Korea, India, Thailand, Vietnam, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Singapura, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia. Sementara lima kelas yang dipertandingkan adalah dibawah 65 kg, dibawah 75 kg, dibawah 85kg, dibawah 95 kg, dan plus 95kg," katanya. Pemilihan kelima kelas itu sendiri menurutnya disesuaikan dengan kelas-kelas yang biasa dipertandingkan di Indonesia. Dari daftar technical meeting kemarin, kelas yang banyak diikuti oleh tuan rumah adalah dibawah 75 kg dan dibawah 85 kg. Tapi tidak banyak pesertanya juga dari tanah air, paling banyak hanya 5 di masing-masing kelas tersebut. Minimnya tingkat partisipasi atlet daerah sendiri ujar James dikarenakan belum populernya olah raga ini. Padahal jika melihat potensi di daerah sangat banyak, tapi karena belum terakomodir dengan baik maka tidak tersosialisasikan dengan bagus. "Padahal potensi banyak, karena kita sudah ada di 11 provinsi. Namun, sejauh ini menurutnya, titik terlemah atlet panco Indonesia itu adalah kurang tahunya pengetahuan akan aturan main yang benar sesuai standar WAF (world arm wresting federation), yang lebih mengutamakan keselamatan. Padahal prestasi panco Indonesia cukup bagus pernah menempati rangking 5 dunia pada 2010 lalu dan peringkat 3 Asia Pasific," ucapnya. Dalam technical meeting kemarin, wasit memberikan penjelasan kepada calon peserta yang belum paham aturan sesuai dengan WAF. Tidak main-main, kepala wasit asal India M.D Raphel bersama wasit asal Malaysia kemarin langsung memperagakan banyak hal, seperti posisi genggaman tangan, posisi jatuhnya tangan, posisi badan, penentuan pemenang, dan mekanisme melakukan protes. Pertandingan dimulai Sabtu 8 Oktober 2016 ini di tempat yang sama.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat