kievskiy.org

Indonesia Mulai Paceklik Medali di ISG 2017

LIFTER Edi Kurniawan (kiri) dan I Ketut Ariana (tengah) berfoto bersama Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja sebelum pertandingan yang berlangsung di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Selasa, 16 Mei 2017. Edi dan Ketut yang turun di kelas 77 kg belum berbicara banyak. Ketut hanya bisa mencapai peringkat keenam, sementara Edi didiskualifikasi karena gagal melakukan angkatan clean & jerk.*
LIFTER Edi Kurniawan (kiri) dan I Ketut Ariana (tengah) berfoto bersama Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja sebelum pertandingan yang berlangsung di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Selasa, 16 Mei 2017. Edi dan Ketut yang turun di kelas 77 kg belum berbicara banyak. Ketut hanya bisa mencapai peringkat keenam, sementara Edi didiskualifikasi karena gagal melakukan angkatan clean & jerk.*

BAKU, (PR).- Setelah cemerlang di dua hari pertama, cabang angkat besi mulai mengalami paceklik medali di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017. Setelah gagal di 69 kg putra dan 63 kg putri, giliran kelas 77 kg putra yang belum bisa menyumbangkan hasil maksimal. 

Menurunkan dua lifter, Edi Kurniawan dan I Ketut Iriana, di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Indonesia hanya mencatatkan diri di posisi enam. Ketut menghasilkan angkatan total 307, dengan snatch 137 kg dan clean & jerk 170 kg. 

Sementara Edi harus terkena diskualifikasi setelah gagal dalam angkatan clean & jerk. Dalam tiga kali percobaan, dia gagal mengangkat beban seberat 170 kg. Pada angkatan snatch dia justru berhasil melakukan angkatan lebih berat dari pencapaian Ketut, yakni 141 kg. 

Untuk kelas ini, medali emas direbut oleh lifter Mesir, Mahmoud Mohamed yang menghasilkan total angkatan 384 kg, dengan snatch 158kg dan clean & jerk 190 kg. Medali perak diambil lifter Irak, Al Hussein yang mengangkat total angkatan 320 kg, dengan Snatch 141kg dan clean & Jerk 179kg. Sedangkan medali perunggu diraih oleh lifter Turki, Erdogdu Celil dengan total angkatan 319 kg, hasil snatch 146kg dan clean & Jerk 173kg. 

Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja mengatakan, jika kualitas Edi dan Ketut memang belum bisa bersaing dengan peraih perunggu Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Mahmoud. Terbukti dengan total angkatannya yang masih jauh di atas. 

Polo Air

Cabang polo air juga tidak bisa berbicara di ISG 2017. Menghadapi negara-negara kuat seperti tuan rumah dan Khazakstan, Indonesia belum bisa mempersembahkan hasil maksimal. 

Dalam babak penyisihan yang menggunakan sistem round robin, Indonesia belum pernah sekali pun menang dari tiga laga yang telah dijalani. Melawan Turki, Indonesia kalah telak 4-21.

Menghadapi tuan rumah, Azerbaijan kalah tipis 7-9. Bertemu Kazakhstan, Indonesia kembali tunduk 6-12. 

Indonesia masih memiliki satu pertandingan lagi melawan Iran. Tapi, kemungkinan hal itu tidak akan banyak membantu. Dengan tiga kekalahan pertama itu, Indonesia langsung menempati posisi juru kunci klasemen sementara ISG 2017.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat