kievskiy.org

Asian Games 2018, Pebalap Indonesia Harus Adaptasi Lagi karena Perubahan Trek BMX

JAKARTA, (PR).- Sedikit perubahan pada trek BMX yang akan dipergunakan untuk venue Asian Games 2018, membuat pebalap Indonesia harus beradaptasi lagi. Perubahannya sendiri ada pada tiang garis finish yang dinilai delegasi teknis balap sepeda BMX menghalangi pandangan dari kamera finish, hingga harus digeser. 

Perubahan ini tentu akan sedikit mengubah panjang trek menjadi lebih panjang 5 meter. Manajer venue pertandingan BMX Toto Sugito mengatakan pihaknya sudah sempat berusaha mempertahankan tidak terjadi perubahan tersebut, karena dengan berubahnya panjang trek tentu akan mempengaruhi performa atlet Indonesia yang sudah terbiasa berlatih trek awal. Menurut dia, perubahan itu minor tapi cukup bisa berpengaruh kepada performa atlet Indonesia. 

"Tadinya memang kami tidak mau, karena atlet sudah terbiasa berlatih dengan panjang trek 360 meter. Jadi kalau ditambah 5 meter, jadi 365 meter, artinya para atlet juga harus berlatih menambah speed dan endurace terutama di jelang masuk garis finish, artinya mereka harus adaptasi lagi. Sebelumnya pada saat dua kali kunjungan delegasi teknis perubahan ini tidak ada, tapi 17 Juli kemarin melalui surat ke Inasgoc, mereka meminta agak kami menggeser tiang garis finish karena menutupi kamera finish yang nanti kaitannya dengan catatan waktu pebalap," katanya kepada wartawan usai peninjauan langsung oleh Asian Cycling Confederation (ACC).

Mengingat perubahan itu minor, maka secara pengerjaan pun menurutnya akan memakan waktu. Namun dia pastikan pemindahan tiang tersebut paling lama seminggu.  Saat ini, pengerjaan pemindahan tersebut menurut dia sedang berjalan, termasuk pemasangan garis safety pinggir lintasan yang akan dipasang langsung oleh sang arsitektur Tom Richs. Trek BMX yang berada di Pulomas, Jakarta ini sendiri dinilai oleh Sekjen ACC Onkar Singh, merupakan salah satu yang terbaik yang ada di dunia yang pernah dirinya lihat. 

"Saya sangat senang melihatnya. Karena ini salah satu trek terbaik yang pernah saya lihat. Saya harap ini akan jadi trek yang cepat dan rekor baru Asian Games bisa tercipta disini. Mengingat kita memang tidak punya banyak trek BMX di dunia, maka ini bukan hanya jadi aset bagi Indonesia saja, tapi Asia. Hingga, dengan lintasan yang seperti itu, Indonesia bisa lebih mudah untuk ikut biding untuk Kejuaraan Dunia Trek," ungkapnya. 

Mengapa trek ini menjadi aset yang sangat penting untuk Asia, ada dua hal, menurut Onkar, pertama karena pihaknya ingin lebih mengembangkan olahraga ini sebagai segmen yang berbeda. Kedua, pihaknya ingin meningkatkan exposure dari nomor disiplin ini. 

"Jadi ini adalah salah satu area yang kami cari, karena kami memiliki keterbatasan dan ini sangat menarik. Generasi muda sangat tertarik pada olahraga ini. Kami ingin mengembangkan BMX dibandingkan dengan olahraga lainnya karena saat ini hanya beberapa pihak saja yang berpartisipasi dalam olahraga ini dan kami ingin semakin banyak orang untuk bergabung dengan kami," tuturnya. Dengan semua fasilitas yang sudah memenuhi standar 1 UCI (Uni Balap Sepeda Dunia), maka menurut Onkar, Indonesia sudah sangat siap untuk menghelat pertandingan Asian Games 2018. 

Hanya trek

Sementara, cedera yang dialami oleh pebalap putri andalan Indonesia Elga Kharisma membuat dia tidak akan bertanding di nomor BMX di Asian Games nanti. Elga hanya akan turun di tim sprint putri bersama Chrismonita.  "Karena dia cedera, maka tidak akan turun di BMX. Dia akan dialihkan ke nomor trek untuk konsentrasi disini berpasangan dengan Crismonita. Sejauh ini kami sudan mencoba menduetkan mereka pada Kejuaran Asia, di Malasia beberapa waktu lalu, hasilnya, sudah bagus. Waktu mereka pecah, meski masih di bawah Malaysia tapi kita sudah bisa mengungguli Thailand. Waktu yang dihasilkan 35,21 lebih bagus sedikit dari catatan sebelumnya 35,65. Tapi itu saat belum latihan, sekarang sudah latihan harusnya lebih bagus. Paling enggak target kita 34 detik," ujar Pelatih Trek Indonesia, Nur Rochman.

Khusus Elga, rata-rata latihan per lap, standing, dan setengah lab sudah ada peningkatan. Average-nya sekitar 35,54 detik.  Khusus nomor trek, Elga memang tidak dipatok medali. Karena di Asian Games nanti, Indonesia akan lebih mengandalkan pada nomor-nomor permainan, seperti Keirin dan Omnium.  "Di omnium, putri kita targetkan perak, syukur2 kalau bisa emas. karena nomor permainan tidak bisa ditebak. Ini dari pengalaman kita waktu di Asian Games Guangzhou Tiongkok. kita prediksi yang juara tiongkok dan jepang, tapi kita bisa menyodok di posisi kedua. berdasarkan hal itu," ucap Nur. *** 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat