kievskiy.org

Hampir 75.000 Tanda Tangan Setujui Petisi Minta Edy Rahmayadi Mundur dari Ketua PSSI

KETUA Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penghentian sementara kompetisi sepak bola Liga I di Jakarta, Selasa 25 September 2018. PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga I sampai batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul tewasnya suporter Persija saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu 23 September 2018.*
KETUA Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penghentian sementara kompetisi sepak bola Liga I di Jakarta, Selasa 25 September 2018. PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga I sampai batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul tewasnya suporter Persija saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu 23 September 2018.*

JAKARTA, (PR).- Ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi tengah menjadi sorotan lantaran rangkap jabatan yang diembannya. Seperti yang telah diketahui Edy belum lama ini juga terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara dalam Pilkada Serentak 2018.

Banyak masyarakat yang menilai rangkap jabatan yang dilakukan oleh Edy kurang baik, belum lagi saat ini PSSI tengah menghadapi permasalahan yang cukup pelik karena kembali dihadapkan dengan permasalahan suporter yang meninggal saat ingin menonton pertandingan sepakbola.

Keresahan masyarakat tersebut tentu ada benarnya, mengingat tugas sebagai kepala daerah sudah cukup berat, ditambah harus mengurus induk sepakbola tertinggi di Indonesia yaitu PSSI. Keresahan masyarakat yang timbul ini seperti yang dituangkan dalam sebuah petisi yang meminta agar Edy Rahmayadi mundur sebagai ketua PSSI.

Dalam petisi online yang sudah ditandatangani oleh hampir 75.000 orang tersebut dijelaskan mengapa Edy Rahmayadi harus mundur dari kursi jabatan PSSI. Berbagai kalangan masyarakat termasuk Manajer Madura United Achsanul Qosasi telah menandatangani petisi itu. Terdapat beberapa poin penting mengapa Edy Rahmayadi harus mundur.

Edy diminta untuk lebih fokus memimpin daerahnya yaitu Sumatera Utara karena tentu banyak permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemimpin disuatu daerah. Begitu juga dengan PSSI yang memiliki sejumlah permasalahan, pengembangan organisasi, pelaksanaan kompetisi, komitmen memberantas pengaturan skor, memberantas kerusuhan suporter, menggalakkan pembinaan usia muda, melakukan transparansi keuangan, dan persiapan Timnas Indonesia dalam laga-laga internasional.

Selain itu adanya regulasi yang melarang Kepala Daerah rangkap jabatan sebagai pengurus PSSI. Larangan ini diatur dalam Surat Edaran Mendagri Nomor 800/148/sj 2012 tanggal 17 Januari 2012 tentang Larangan Perangkapan Jabatan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah pada Kepengurusan KONI, PSSI, Klub Sepakbola Profesional dan Amatir, serta Jabatan Publik dan Jabatan Struktural.

Akan mundur jika memang tidak becus

Meski telah mengetahui adanya petisi yang menginginkandirinya mundur Edy Rahmayadi tetap tidak bergeming dan menegaskan tidak akan mundur. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah acara yang tayang di salahsatu stasiun televisi swasta pada Rabu 26 September 2018 malam.

Dalam acara tersebut Edy tidak membantah bahwa ia melakukan rangkap jabatan, namun ia tetap bersikukuh bahwa rangkap jabatan yang dilakukannya tidak mempengaruhi kinerjanya di PSSI.

“Saya akui ada rangkap-rangkapan gitu, tapi samasekali tidak berpengaruh. Termasuk kasus ini (meninggalnya Haringga Sirla), saya ditanya sana-sini, tapi saya harus menunggu hasil investigasi karena keputusan bukan hanya oleh saya tetapi juga sama exco”, ujar Edy kemarin malam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat