kievskiy.org

Indonesia Dominasi Kelas Akurasi Kejuaraan Dunia West Java Paragliding

PARA penerbang paralayang kelas dunia sedang terbang dengan parasutnya yang sudah dihias dengan berbagai  ornament hiasan karnaval  pada festival di udara (festfly) untuk menghibur penonton  serta menyemarakan  event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019”  di venue Kampung Toga, Kec. Sumedang Selatan, Minggu, 27 Oktober 2019.*/ADANG JUKARDI/PR
PARA penerbang paralayang kelas dunia sedang terbang dengan parasutnya yang sudah dihias dengan berbagai ornament hiasan karnaval pada festival di udara (festfly) untuk menghibur penonton serta menyemarakan event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019” di venue Kampung Toga, Kec. Sumedang Selatan, Minggu, 27 Oktober 2019.*/ADANG JUKARDI/PR

SUMEDANG, (PR).- Para pilot (penerbang) Indonesia mendominasi hasil akhir kejuaraan kelas akurasi event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019”  di venue Kampung Toga, Kec. Sumedang Selatan.

Hingga akhir pertandingan sampai 6 ronde, Sabtu, 26 Oktober 2019, urutan satu sampai tiga pada nomor campuran (individual overall), disapu bersih oleh pilot Indonesia. Tampil menjadi juara pertama, Purnomo Alamsyah (asal Jabar) dengan meraih total skor 10. Disusul kemudian Aris Afriansyah (Banten) di urutan kedua dengan nilai 12 dan  Galih Darmawan (Jabar) menempati urutan ketiga dengan memperoleh skor 13.

Namun,  Irvan Winarya yang sempat menjadi juara 2 perorangan putra  kejuraan dunia paralayang nomor akurasi pada “10th FAI Paragliding Accuracy World Championship 2019”  di Vrsac, Serbia 8-18 September 2019 lalu, pada event ini harus puas di  urutan 14 dengan skor 69.

Dominasi pilot Indonesia pun terjadi pada nomor  tim (team). Urutan pertama  dan kedua disabet tim dari Indonesia. Urutan pertama diduduki Tim Bopunsu (Purnomo Alamsyah,  Galih Darmawan, Rustandi Ibet, Fazka Muhammad Ghani) dengan meraih total skor 168. Disusul Tim Jawara 2 (Rizky Maulana, M Hasan Mustopa,  Risman Supriadi dan Samto Mangun Cipto) menempati urutan kedua dengan meraih nilai 237.  Barulah di urutan tiga ditempati Tim Korea One dengan meraih 299.

Hanya di kategori wanita (individual female), Indonesia menyerah pada ketangguhan pilot Korea Selatan.  Baek Jinhee, penerbang dari negeri ginseng itu berhasil menyabet posisi teratas dengan meraih skor 40. Urutan kedua dan ketiga baru ditempati pilot asal Indonesia, masing-masing Silviana  Bebby Kumalasari dengan meraih total skor 148   dan Renita Dewiva dengan meraih nilai 222.

Sementara Gita Rezky Y. Guntari pilot asal Majalengka yang sebelumnya juara 1 kategori women pada ajang “1st Thailand Paragliding Accuracy Open 2019 AFA Asian Cup-Series” di Thailand 31 Juli-4 Agustus lalu dan juara ketiga kejuaraan dunia paralayang di  Kazhakstan  22-24 Juni 2019 lalu,  pada event kali ini hanya mampu menduduki ranking 5 dengan raihan angka 433.

Sementara hasil pertandingan terakhir hingga 3 Task (tugas) Sabtu (26/10/2019) untuk kelas XC (Cross Country/Lintas Alam) nomor campuran (overall), juara pertama dimenangkan pilot dari Korea Selatan Chigwon Won dengan mengumpulkan skor tertinggi  2.652. Disusul kemudian  pilot dari Hungaria Pal Takats dengan memperoleh nilai 2.627. Sementara di urutan tiga ditempati Hongsu Seo dari Korea Selatan dengan meraih nilai 2.498. Hasil tersebut, setelah sebelumnya  terjadi persaingan ketat di antara para pilot XC “Top 10 dunia”,   

Yang patut dibanggakan dan diacungi  jempol, dua pilot Indonesia sukses masuk ke dalam ranking 10 besar pada hasil akhir kejuaraan kali ini. Kedua penerbang Indonesia di kelas XC, antara lain Roni Pratama menempati urutan ke-7 dengan meraih angka 2.187 dan  Rlzky Dhermawan di urutan ke-9 dengan meraih skor 2.161. Bahkan peringkat mereka berada di atas  Felix Rodriguez dari Spanyol dan Veselin Ovcharov dari  Bulgaria.   

Sementara juara dunia lainnya, yakni Felix Rodriguez  yang sempat masuk  ranking 10 besar di Task 1 dan 2, pada hasil akhir melorot hingga tersingkir dari 10 besar pada event dunia paralayang di Sumedang ini. Felix hanya menempati urutan ke-11 dengan meraih skor 2.143.  Felix dikenal sebagai masternya  pilot akrobatik paralayang dunia. Bahkan beberapa minggu lalu, Felix memecahkan rekor terbang 500 km.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat