PIKIRAN RAKYAT – Spesialis ganda campuran, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro Tontowi Ahmad secara resmi, Senin 18 Mei 2020 menyatakan mundur dari pelatnas PBSI.
Rencananya Tontowi Ahmad mundur sebenarnya sempat diutarakan Maret 2020, namun situasi dan kondisi saat ini di pelatnas membuatnya terganggu, hingga tidak memiliki motivasi sebesar dulu.
"Pagi tadi surat pengunduran diri dari pelatnas sudah saya serahkan ke PBSI secara resmi. Makanya sudah bisa publikasi, sebelumnya kan belum. Keputusan pensiun ini sudah terpikirkan saat Ci Butet (Liliyana Natsir) gantung raket. Tapi kemarin keluarga masih mendukung, saya sendiri masih ada keinginan untuk pembuktian tanpa Butet bisa enggak sih. Sayang, makin ke sini, situasi, dan kondisi tidak memungkinkan," ujar Owi, panggilan akrab Tontowi saat jumpa pers virtual, Senin.
Baca Juga: Statistik Persib: Skuad Maung Bandung 2020 Masuk Usia Emas, tak Mustahil Ulang Sejarah 2014
Kondisi yang dinilainya tidak memungkinkan dan sedikit mengganggunya adalah statusnya di pelatnas PBSI untuk skuat pelatnas 2020.
Tontowi kaget, karena di tahun ini statusnya di pelatnas PBSI hanya magang.
Dia pun keberatan, walaupun sebenarnya bukan hal tersebut yang jadi alasan utamanya mundur dari pelatnas. Adalah keluarga yang akhirnya membuat Tontowi memutuskan pensiun dari pelatnas.
Baca Juga: Kota Cimahi Masih Zona Merah Jelang Berakhirnya PSBB, Ajay Tegaskan Pembatasan Tetap Dilakukan
"Agak kaget saat saya diberikan status magang. Ya keberatan. Karena status magang kan biasanya buat junior yang baru akan masuk pelatnas. Sementara saya kan sudah senior, itu yang buat saya sedikit terganggu. Seharusnya PBSI lebih menghargai lah. Baru kemarin saya masuk jadi salah satu pemain terbaik dunia. Lalu saya juga baru sekali berpasangan, dan sudah pernah masuk "8 Besar" di salah satu turnamen baru-baru ini dan sudah pernah mengalahkan pemain Top 10 dunia. Tapi saya tidak mau ungkit, sudah tidak ada masalah sebab ini bukan alasan utama," tuturnya.
Saat memutuskan pensiun, Tontowi mengaku perasaannya bercampuk aduk. Ada senang, lega, dan galau juga.
"Galau karena kepikiran bisakah saya sukses di bidang lain, sesukses saya di bulutangkis? lebih kesitu," ujarnya.