kievskiy.org

Wah! Elon Musk Ancam Tinggalkan Tesla, Hanya karena Hal Ini

Bos Tesla dan Twitter Elon Musk.
Bos Tesla dan Twitter Elon Musk. /Reuters/Mike Blake

PIKIRAN RAKYAT - Raksasa mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla terancam kehilangan salah satu pimpinan dan juga pemiliknya. Ancaman kali ini muncul dari Elon Musk.

Elon Musk dikabarkan berpotensi meninggalkan perusahaan mobil listriknya. Ini terjadi jika tuntutannya pada perusahaan mobil listrik tersebut tak dipenuhi.

Elon mengancam pergi jika para pemegang saham tidak menyetujui paket gajinya yang fantastis senilai 56 miliar dolar AS (sekitar Rp944 triliun). Hal ini disampaikan oleh Robyn Denholm, Ketua Dewan Komisaris Tesla, dalam sebuah surat kepada para pemegang saham.

Denholm menegaskan bahwa Musk merupakan sosok penting bagi Tesla dan keberadaannya tidak tergantikan. Ia meyakinkan para pemegang saham bahwa Musk memiliki visi dan ambisi luar biasa untuk terus membawa Tesla ke puncak kejayaan.

Mengancam Tesla

Pernyataan Elon yang disampaikan melalui Denholm ini diinterpretasikan sebagai ancaman terselubung kepada para pemegang saham. Ia seolah ingin menekankan bahwa jika gaji Musk tidak disetujui, maka Tesla akan kehilangan pemimpin visionernya.

Bukan pertama kali Elon Musk meminta kenaikan gaji. Sebelumnya, 2018, para pemegang saham telah menyetujui skema kompensasi khusus untuk Musk. Skema ini membebaskan Musk dari gaji dan memberinya kompensasi berdasarkan pencapaian target pertumbuhan dan pendapatan Tesla.

Namun, skema tersebut dibatalkan oleh hakim Delaware pada Januari 2024 karena dianggap memberi pengaruh yang tidak semestinya kepada Musk atas dewan direksi perusahaan. Kini, Tesla kembali mengajukan paket gaji besar untuk Musk kepada para pemegang saham.

Selain itu, Tesla juga meminta persetujuan untuk memindahkan lokasi pendirian perusahaan dari Delaware ke Texas. Denholm dalam suratnya berusaha meyakinkan para pemegang saham bahwa kepemimpinan Musk telah menghasilkan nilai lebih dari 735 miliar USD (Rp11,9 triliun) bagi mereka.

Ia pun mendesak agar mereka menjunjung tinggi perjanjian tahun 2018.

"Menjunjung tinggi kesepakatan kita, dengan meratifikasi keputusan yang kita semua buat pada tahun 2018, lebih penting dari sebelumnya," kata Denholm.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat