kievskiy.org

Belasan Mahasiswa Calon Guru Australia Kunjungi Ponpes Darussalam Ciamis

SEBANYAK 15 mahasiswa calon guru dari University of South Australia mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, selama dua hari sejak Selasa (19/1/2016). Mereka tidak terpengaruh dengan kejadian bom di Jalan Thamrin Jakarta beberapa waktu lalu. Mahasiswa berbaur dengan para santri , saling foto dan selfie bersama.*
SEBANYAK 15 mahasiswa calon guru dari University of South Australia mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, selama dua hari sejak Selasa (19/1/2016). Mereka tidak terpengaruh dengan kejadian bom di Jalan Thamrin Jakarta beberapa waktu lalu. Mahasiswa berbaur dengan para santri , saling foto dan selfie bersama.*

CIAMIS, (PRLM).- Rona gembira tampak tampak dari raut wajah 15 mahasiswa calon guru asal University of South Australia, ketika berbaur dengan para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Kabupaten Ciamis, Selasa ( 19/1/2016) sore. Mereka tidak hanya menjadi objek foto akan tetapi juga selfie bersama. Tidak sedkit di antara santri yang berkomunikasi intensif dengan calon guru yang baru pertama kali datang ke Indonesia tersebut. Sesekali terdengar tawa renyah, saat mereka saling berdialog dengan calon guru yang semuanya juga mengenakan kerudung. Tidak tampak wajah kelelahan , meski baru menempuh perjalanan jauh. Begitu turun dari bus dan menginjakkan kaki di Pondok Pesantren Darussalam, mereka berdiri sebentar, membaca spanduk selamat datang yang dipasang di depan pintu masuk aula. Sebenarnya direncanakan ada 17 mahasiswa yang akan datang ke PP Darussalam. Akan tetapi dua di antaranya tidak jadi ikut, karena orang tua mahasiswa tersebut melarang datang ke Indonesia. Larangan itu setelah muncul bom Jakarta. Rombongan dipimpin Prof. Greg Restole tersebut didampingi pejabat dari Universitas Indonesia, yang sengaja memilih tempat tersebut sebagai lokasi studi calon guru tersebut. Mereka disambut Pimpinan PP Darussalam KH. Fadil Munawar Mansyur. Suasana kekeluargaan dan keramahan tampak dari seluruh kegiatan. Greg Restole mengaku takjub dengan Indonesia. Hal itu tidak seerti yang sebelumnya dibayangkan. Karena selama ini banyak media australia yang menyebutkan pondok pesantren, erat hubungannya dengan aksi terorisme. Dia juga mengaku tidak terpengaruh dengan kejadian bom yang meledak di Jalan Thamrin Jakarta beberapa waktu lalu. "Menakjubkan. Tidak seperti yang sebelumnya kami bayangkan tentang pondok pesantren. Kami sangat gembira dengan sambutan yang suasanya sangat kekeluargaan. Sekali lagi Indonesia sangat menakjubkan," tuturnya. Ungkapan rasa takjub juga dikemukakan salah seorang mahasiswa, Courtney Hammond. Dia mengaku baru pertama kali datang ke Indonesia. Kesan pertama yang dirasakan adalah rasa kekeluargaan dan kebersamaan. "Sangat menakjubkan. Saya senang bertemu dengan teman-teman di sini. Selama ini saya hanya mengenal Indonesia , akan tetapi baru kali ini dapat melihat langsung," ujarnya. Sambutan gembira juga diungkapkan Pemimpin PP Darussalam KH. Fadil Munawar Mansyur, yang dengan tangan terbuka menyambut kedatangan mahasiswa asal Australia tersebut. Mereka, lanjutnya dapat langsung berinteraksi dan menyelami kehidupan santri di pesantren. Sementara itu Budiman dari Universitas Indonesia, mengibaratkan 15 mahasiswa calon guru yang datang ke Indonesia sebagai orang buta. Alasannya karena mereka tidak mengetahui apa-apa tentang Indonesia. Bahkan di antaranya baru pertama kali ke luar negeri dan datang ke Indonesia. (nurhandoko wiyoso/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat