kievskiy.org

25 Tahun Penetapan Borobudur dan Prambanan Jadi Warisan Dunia, Kemendikbud Gagas Gerakan 'Love or Lost'

DIREKTUR Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers 25 Tahun Penetapan Borobudur dan Prambanan sebagai warisan dunia, di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016. Kemendikbud gagas gerakan 'love or lost' untuk dorong kesadaran pelestarian warisan dunia bagi generasi muda. ***
DIREKTUR Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers 25 Tahun Penetapan Borobudur dan Prambanan sebagai warisan dunia, di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016. Kemendikbud gagas gerakan 'love or lost' untuk dorong kesadaran pelestarian warisan dunia bagi generasi muda. ***

JAKARTA,(PR).- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dorong kesadaran pelestarian warisan dunia dengan menggagas gerakan 'love or lost' (cintai atau hilang). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melibatkan masyarakat berperan serta dalam pelestarian warisan dunia yang berkelanjutan. Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadjamuddin Ramly menuturkan gerakan tersebut digagas sebagai bagian dari peringatan 25 tahun ditetapkannya Borobudur dan Prambanan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO. "Setelah kita mendapatkan pengakuan warisan dunia, hal yang lebih penting lagi setelahnya adalah bagaimana menjaga dan melestarikan warisan yang ada," ujarnya di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016. Apalagi, berdasarkan Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Nirbenda tahun 2003 yang telah diratifikasi oleh Indonesia, pelestarian warisan budaya bukan hanya sekadar pemeliharaan fisik. Lebih dari itu, pelestarian juga meliputi pemahaman falsafah warisan budaya. Karena itu melalui gerakan 'Love or Lost', Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mengkampanyekan falsafah warisan budaya tersebut. Kampanye yang dilakukan menyasar generasi muda dengan memanfaatkan sarana berbagai media sosial. Selain itu, Nadjamuddin menuturkan, berbagai kegiatan yang lekat dengan generasi muda juga digelar untuk mendukung kampanye gerakan 'love or lost' tersebut. Mulai dari meme competition, vlog competition, blog competition, stand up comedy competition, hingga photo competition. "Anak muda dilibatkan lkarena peran mereka sangat sentral dalam menyelamatkan Warisan Dunia. Karena itu mereka perlu dibekali pengetahuan bukan cuma secara kognitif, tapi juga secara psikomotor dan afektif. Dengan dilibatkan secara aktif, mereka akan ikut memikirkan cara-cara kreatif dalam menyelamatkan Warisan Dunia," ujarnya. Dengan begitu, menurut dia, generasi mudah tidak sekedar menjadi obyek dari program-program yang dilakukan pemerintah. Melainkan menjadi subjek penggerak, dan tumbuh rasa cinta dan rasa memiliki terhadap warisan dunia. Selain Borobudur dan Prambanan, terdapat dua situs budaya warisan dunia lainnya yang menjadi fokus dalam gerakan tersebut. Yakni Subak, dan situs manusia purba sangiran. Adapun total Indonesia menyumbangkan total delapan warisan dunia, yang terdiri dari 4 warisan alam dan 4 cagar budaya. Sementara total terdapat 1052 warisan dunia yang diakui UNESCO tersebar di seluruh pelosok dunia. Jumlah tersebut terdiri dari 814 warisan budaya, 203 warisan alam, dan 35 campuran antara warisan budaya dan alam.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat