kievskiy.org

Kemenristekdikti Dorong Industri Manfaatkan Inovasi Hasil Penelitian

MENTERI Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (tengah).*
MENTERI Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (tengah).*

JAKARTA, (PR).- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mulai mendorong industri dalam negeri untuk memanfaatkan hasil inovasi yang diciptakan para peneliti. Pasalnya, produk unggulan iptek secara intensif akan dihilirasi pada tahun depan, terutama pada bidang pertanian, manufaktur dan farmasi. Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir, mengatakan selama ini dunia industri dan peneliti seperti berjalan masing-masing. Dengan demikian, banyak produk inovasi yang tak terserap oleh industri. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena tak ada komunikasi yang baik antara pengusaha dan peneliti. "Pengguna industri sangat sulit mendapatkan informasi terkait hasil penelitian inovasi. Keluhan para peneliti juga sama, kesulitan untuk menyalurkan dan mendapatkan informasi ke industri. Nah, hal ini tak boleh terus terjadi. Hasil inovasi bangsa kita sangat banyak, bahkan berdasarkan global inovative indeks peringkat kita naik dari 35 ke 31 untuk tingkat dunia," ujar Nasir, usai memberikan pengarahan dalam apresiasi Litbang 2016, di Audiotirum BPPT II, Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016. Ia menegaskan, pemanfaatan ionovasi dalam negeri akan memberi dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi sehingga semakin bisa bersaing di tingkat global. "Misalnya, dengan kualitas mesin pertanian yang sama, harga inovasi produk dalam negeri akan lebih bersaing ketimbang buatan luar negeri. Ini kan saling menguntungkan antara pengusaha dan pemerintah," ucapnya. Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Utama Kajo, menyambut positif arahan dan kebijakan dari Menristekdikti. Menurut dia, industri dan inovasi adalah hal yang saling membutuhkan agar persaingan bisnis tetap terjaga. "Kami dari pengusaha, industri tanpa inovasi tak akan bisa bersaing, terutama di kancah global. Inovasi bergerak sangat dinamis dan cepat. Contoh, mesin pertanian sekarang ada 78 perusahaan yabg memanfaatkan inovasi hasil pusat unggulan iptek. Itu artinya, tak ada monopoli.Ini penting untuk menjaga daya saing industri manufaktur nasional," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat