kievskiy.org

Mahasiswa Menolak Kekerasan dan Terorisme Atas Nama Agama

null
null

JAKARTA, (PR).- Dukungan terhadap demokrasi dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini cukup kuat di kalangan mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa yang diwawancarai dalam sebuah penelitian di beberapa kampus menyatakan mendukung adanya Pancasila dan demokrasi dalam sistem NKRI.

Menurut mahasiswa, Pancasila tidak bertentangan dengan Syariat Islam.  Mereka juga menganggap bahwa  koeksistensi dari masyarakat yang berbeda harus dihargai.  Temuan lain yang tidak kalah penting dari hasil penelitian ini adalah adalah mahasiswa menolak kekerasan atas nama agama yang sangat tinggi (85%) dan  juga menolak terorisme atas nama agama sebagai syahid atau jihad (81%).

Hal ini terungkap dalam hasil penelitian bertajuk “Memperkuat Ketahanan Kampus Sebagai Ujung Tombak Nilai-nilai Kebangsaan” yang dilakukan oleh Tim Peneliti FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta sejak Desember 2018 hingga Maret 2019 lalu.

Tim yang dipimpin oleh Debbie Affianty, M.Si ini melaksanakan penelitian ke delapan kampus yang meliputi tiga Perguruan Tinggi Negeri (Institut Teknologi Bandung/ITB, Institut Pertanian Bogor/IPB, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dua Perguruan Tinggi Kedinasan ( Politeknik Keuangan Negara STAN dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri), serta tiga Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Tasik, dan Universitas Muhammadiyah Tangerang).  

Pada rilis yang diterima dari FISIP UMJ, Senin 2 September 2019, disampaikan bahwa dalam sesi diseminasi hasil penelitiannya pada akhur bulan lalu di Sabuga ITB, Miftahul Ulum sebagai salah satu tim peneliti memaparkan tentang temuan dari penelitian antara lain; (1) dukungan terhadap NKRI dan demokrasi cukup kuat di kalangan mahasiswa, (2) sebagian besar mahasiswa mendukung adanya Pancasila dan demokrasi dalam sistem NKRI, (3) menurut mahasiswa Pancasila tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan (4) mahasiswa menganggap bahwa koeksistensi dari masyarakat yang berbeda harus dihargai. 

“Metode yang kami gunakan berupa survey, in-depth interview, dan focus group discussion yang dilakukan dari Desember 2018- Maret 2019, di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dengan jumlah responden muslim 382 orang dan non-muslim 50 orang,” jelas Miftahul Ulum.

Miftahul Ulum memaparkan bahwa sebanyak 85% mahasiswa menolak tindakan kekerasan atas nama agama dan 81% mahasiswa menolak pandangan terorisme atas nama agama sebagai syahid atau jihad. Berdasarkan hasil ini, peneliti UMJ menyimpulkan bahwa komunitas kampus sangat tahan dari paparan radikalisme dan intoleransi. 

Sebelum seri diseminasi di kampus ITB, dilakukan  Expert Meeting atau review dari para ahli untuk medapatkan masukan terkait hasil penelitian FISIP UMJ .  Review Ahli adalah salah satu rangkaian kegiatan penelitian Tim FISIP UMJ yang berfokus pada persiapan penyampaian hasil temuan penelitian kepada lembaga pemerintah yang berkepentingan.

Kegiatan ini juga merupakan upaya finalisasi policy brief sebelum secara formal diserahkan kepada lembaga terkait, yang selanjutnya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan kebijakan yang terkait dengan isu radikalisme dan intoleransi, khususnya di kalangan Perguruan Tinggi.  Para ahli yang hadir tersebut berasal dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, PP Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Kementerian Agama, Kementerian Koordinator Polhukam, Bappenas, dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Terkini Lainnya

  • Tags

  • Terorisme

  • radikalisme

  • riset

  • Artikel Pilihan

  • Terkini

  • Kumpulan Teka-teki MPLS Makanan, Ada Nasi Magma hingga Sayur Besi

  • Kunci Jawaban Teka-teki MPLS Buah-buahan, Apa Itu Buah Kasihan dan Buah Cantik?

  • Teka-teki MPLS Snack: Ada Biskuit 3 Cara dan Bantal

  • Ini Dokumen yang Diperlukan untuk Daftar Beasiswa Unggulan 2024

  • Jadwal dan Tahapan Seleksi Beasiswa Unggulan 2024, Pendaftaran Dibuka Sampai Kapan?

  • Polling Pikiran Rakyat

  • Terpopuler

  • Profil Gus Zizan: Tokoh Muda NU yang Inspiratif, Kini Terkena Skandal

  • Pegi alias Egi Buronan Kasus Vina Cirebon Ditangkap di Bandung, Buronan Lain Akan Ditembak jika Tak Menyerah

  • Ini Tampang Diduga Pegi Setiawan Alias Perong Alias Egi di Kasus Vina Cirebon

  • Kronologi Penangkapan Pegi Setiawan Alias Egi, Otak Utama Penghilangan Nyawa Vina Cirebon

  • Cara Beli dan Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United Leg 1 Final Championship Series BRI Liga 1

  • Nyawa Wanita di Lembang Bandung Barat Dihilangkan Pria Bertopeng, Sempat Teriak Minta Tolong

  • Kapan Tiket Final Persib vs Madura United Dibuka? Kick Off 26 Maret 2024 di Stadion Si Jalak Harupat

  • Pegi Alias Perong di Kasus Vina Cirebon Ditangkap Polisi Setelah 8 Tahun Jadi Buronan

  • Detik-Detik Singapore Airlines Turbulensi Ekstrem, Penumpang dan Barang Jungkir Balik di Pesawat

  • Pegi Setiawan Alias Perong Tidak Melawan Saat Ditangkap, Sempat Jadi Buronan Kasus Vina Cirebon

  • Kabar Daerah

  • Reog Singo Alap-Alap Asal Kabupaten Ngawi Tampil Memukau di Festival Nasional Reog Ponorogo 2024

  • Bersama Forkopimcam, Kapolsek Matan Hilir Selatan Turun Langsung Perbaiki Jembatan Yang Rusak

  • Polsek Menukung Mensosialisasikan Stop Pembakaran Hutan dan Lahan

  • Kunjungan Jokowi ke Bulukumba juga disambut aksi demo Gerakan Mahasiswa Bersatu Sulsel

  • Sunat Massal Dinkes Akan Berkelanjutan Setiap Tahunnya

  • Pikiran Rakyat Media Network

  • Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
    Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022

Tautan Sahabat