kievskiy.org

Presiden Jokowi Minta BRIN Cegah Duplikasi Riset

PRODUKSI piring dari pelepah daun, pada Pameran Poster dan Produk, di Gedung CRCS ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis 12 Desember 2019. Pameran program penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan inovasi riset itu menampilkan beragam produk inovatif.*
PRODUKSI piring dari pelepah daun, pada Pameran Poster dan Produk, di Gedung CRCS ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis 12 Desember 2019. Pameran program penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan inovasi riset itu menampilkan beragam produk inovatif.* /ADE BAYU INDRA/PR

BANDUNG, (PR).- Presiden Joko Widodo meminta agar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar mencegah duplikasi riset. Presiden juga meminta agar penelitian ditujukan untuk hilirisasi inovasi.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, riset yang dilakukan sebaiknya tidak hanya untuk kepentingan individu, tetapi bermanfaat untuk bangsa. Agar tidak duplikasi, penelitian oleh perguruan tinggi, lembaga riset, juga swasta harus diintegrasikan.

"Sehingga tidak perlu satu produk diteliti ramai-ramai tapi sendiri-sendiri. Boleh ramai-ramai, tapi sinergis," kata Bambang usai meninjau Pameran Poster dan Produk Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis, 13 Desember 2019.

Baca Juga: Soal Stop Ekspor Barang Mentah, Jokowi Siap Hadapi Jika Digugat WTO

Ia mengatakan, Presiden memberi arahan itu pada Rapat Terbatas yang digelar Rabu, 12 Desember 2019 malam.

Pada kesempatan itu dibahas, pengembangan riset paling ideal harus berdasar pada prioritas riset nasional yang sudah ditetapkan. Dalam lima tahun ke depan, terdapat sembilan bidang prioritas. Dari bidang itu temah ditetapkan target sampai 49 produk.

Dari pameran di ITB itu, Bambang berpendapat, sudah ada embrio integrasi dari hulu ke hilir. "Meski basisnya fakultas, interaksi lintas ilmunya sudah cukup dalam. Tidak mengandalkan satu jurusan," katanya.

Baca Juga: Rektor ITB Kadarsah Suryadi Raih Penghargaan Academic Leader Award 2018

Ilmu-ilmu dasar, kata dia, juga sudah dilibatkan dalam membuat inovasi baru. Hal itu salah satunya terlihat pada NIVA, alat pendeteksi dini penyakit kardiovaskuler yang dibuat oleh Kelompok Keahlian Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat