kievskiy.org

Indonesia Rawan Bencana, Anak-anak di Sekolah Butuh Dididik Soal Mitigasi

Siswa mengikuti simulasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023.
Siswa mengikuti simulasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023. /Antara/Raisan Al Farisi

PIKIRAN RAKYAT - Anak-anak merupakan kelompok rentan saat terjadi bencana. Pasalnya, dampak bencana yang dirasakan anak-anak jauh lebih besar dibandingkan orang dewasa. Sayangnya, saat ini, fasilitas pendidikan maupun umum belum mumpuni untuk melindungi anak-anak dari potensi bencana di Indonesia.

Hal itu dikemukakan Evi Widowati, dosen Kesehatan Masyarakat UNNES, dalam webinar nasional FKM UI dengan tema Membangun Indonesia Tangguh Bencana. "Namun, saat ini, sekolah di Indonesia belum sepenuhnya aman dan ramah anak. Fasilitas pendidikan berada pada urutan pertama yakni 63 persen dari total kerusakan fasilitas akibat bencana di Indonesia tahun 2016 hingga 2018," ucapnya, Selasa, 11 Juni 2024.

Warga menunjukkan bagian belakang rumah yang ambruk di Kampung Awilarangan, RT 2 RW 8, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (28/4/2024). Kerusakan rumah itu terjadi akibat getaran gempa yang berpusat di Garut, Sabtu (27/4/2024) malam.
Warga menunjukkan bagian belakang rumah yang ambruk di Kampung Awilarangan, RT 2 RW 8, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (28/4/2024). Kerusakan rumah itu terjadi akibat getaran gempa yang berpusat di Garut, Sabtu (27/4/2024) malam.

Untuk memberikan pendidikan keselamatan di sekolah sejak dini, dapat dilakukan salah satunya dengan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana atau SPAB yang merupakan sebuah upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan pada satuan pendidikan sebelum terjadinya bencana, ketika terjadinya bencana, maupun setelah terjadinya bencana, dengan berbasis pengurangan risiko bencana, inklusif, ramah anak dan mendorong kesetaraan, efektif dan menyenangkan, kerjasama lintas sektor, dan akuntabilitas," ucapnya.

Guru Besar Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof. Bambang Wispriyono, mengatakan, Indonesia merupakan lokasi strategis untuk dapat terjadi bencana alam maupun nonalam ataupun sosial dengan letak geografisnya yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yang merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam di dunia.

Menurut Bambang, posisi strategis ini memberikan kekayaan alam yang luar biasa, tetapi, di sisi lain, juga membawa risiko bencana yang tinggi.

"Kita berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ini menyebabkan aktivitas seismik yang intens, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami. Selain itu, iklim tropis Indonesia juga membuatnya rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan badai tropis," ucapnya pada kesempatan yang sama.

Waspada perubahan iklim

Director of Earth Observatory of Singapore Nanyang Technology University, Prof. Benjamin Horton, menjelaskan, selain risiko yang disebabkan oleh letak geografis Indonesia di Cincin Api Pasifik, Indonesia juga harus mempertimbangkan dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

"Salah satu poin penting yang perlu kita pahami adalah dampak peningkatan suhu global sebesar 1,5 derajat Celsius. kenaikan suhu ini dapat memperburuk frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat