kievskiy.org

Djadjang Nuryaman Jalani Program 'Dua Biru Bersatu'

PELATIH Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman (tengah) bersama CEO PT Indosat Ooredoo Alex Rusli (dari kiri), Presiden Inter Milan Erick Thohir, Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Glen Sugita, dan Komisaris PT PBB Kuswara S. Taryono saling bertumpu tangan, sebagai tanda dimulainya kerja sama pembinaan pelatih dan pemain
PELATIH Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman (tengah) bersama CEO PT Indosat Ooredoo Alex Rusli (dari kiri), Presiden Inter Milan Erick Thohir, Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Glen Sugita, dan Komisaris PT PBB Kuswara S. Taryono saling bertumpu tangan, sebagai tanda dimulainya kerja sama pembinaan pelatih dan pemain

JAKARTA, (PRLM).- Setelah menunggu tiga bulan lamanya, Rabu (13/1/216), Pelatih Persib Bandung Djadjang Nuryaman akhirnya secara resmi menyampaikan perpisahannya. Kamis (14/1/2016) dini hari nanti dia akan bertolak menuju Italia guna menjalani pendidikan kepelatihan hasil kerja sama Inter Milan-Persib Bandung selama satu tahun. Nantinya, Djajang akan menjalani program kepelatihan tentang pengetahuan metodologi pengajaran yang diterapkan oleh akademi Inter U-16 dan U-19. Dia juga akan menjalani program magang selama beberapa bulan. Tapi dia tidak akan 100 persen magang di tim seri A, namun terlebih dahulu akan jalani magang dalam tim kepelatihan Akademi Inter Milan, termasuk tim primavera Inter. Hal itu mengingat Djajang belum memiliki lisensi EURO Pro untuk pelatih maupun asisten pelatih seri A. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, Glen Sagita dalam jumpa pers Program Kerja Sama Pembinaan Pelatih dan Pemain "Dua Biru Bersatu" di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta kemarin. Menurutnya, jika hasil pendidikannya memuaskan, maka dia juga bisa diikutsertakan dalam tim pelatih di salah satu klub seri B. Program menuju Italia ini sebenarnya sudah direncanakan setelah Persib menjuarai Liga Super National (ISL), Oktober 2015 lalu, namun karena permasalahan administrasi maka Djadjang baru bisa mengeksekusinya sekarang. Ide keberangkatan menuju Italia ini sendiri muncul ketika Persib akan bertanding di level Asia. Saat itu Djadjang dilarang memimpin Maung Bandung berlaga di AFC Cup karena belum memiliki lisensi kepelatihan A. Dia baru memiliki lisensi kepelatihan level C. Glenn mengaku senang dengan sambutan dari Inter sendiri. Meskipun dirinya mengaku tidak tahu sebenarnya berapa lama, pelatih timnya tersebut akan berada di Italia. Jika menurut perkiraannya, Djadjang bisa saja menjalani pendidikan selama tiga bulan, enam, atau hingga satu tahun. "Semua tergantung dari perkembangannya nanti di sana. Kita lihat nanti," tukasnya. Program menuju Italia ini sebenarnya sudah direncanakan setelah Persib menjuarai Liga Super National (ISL), Oktober 2015 lalu, namun karena permasalahan administrasi maka Djadjang baru bisa mengeksekusinya sekarang. Ide keberangkatan menuju Italia ini sendiri muncul ketika Persib akan bertanding di level Asia. Saat itu Djadjang dilarang memimpin Maung Bandung berlaga di AFC Cup karena belum memiliki lisensi kepelatihan A. Dia baru memiliki lisensi kepelatihan level C. Program Djadjang nanti juga termasuk ikut dalam salah satu program kepelatihan yang digelar PSSI-Nya Italia. Apakah nantinya tidak akan menjadi masalah mengingat Indonesia sedang terkena sanksi FIFA, Presiden Inter Milan Erick Thohir maupun Glen mengaku jika sanksi internasional yang diberikan FIFA terhadap PSSI tidak ada sangkut pautnya dengan program pendidikan pelatih "Maung Bandung" tersebut. "Karena sifatnya hanya mengikuti kegiatan kepelatihan, saya kira tidak ada masalah, terutama kaitannya sanksi FIFA terhadap PSSI. Buktinya FIGC juga sudah memberi respons oke buat program yang akan diikuti Djanur. Ini merupakan kerjasama antar klub, hingga seharusnya secara individu tidak dibatasi. Justru ini bagian dari bagaimana menggairahkan kembali sepak bola nasional," tukas Erick. Program ini dinilainya sangat bagus bagi pelatih Persib itu. Karena dia bisa membuat standar perbandingan para pemain muda Inter guna meningkatkan kualitas pemain Indonesia, khususnya Persib, setelah Djadjang kembali dari pendidikan. Program ini menurutnya, juga didukung penuh oleh manajemen Inter Milan dan dijalankan secara resmi, bukan karena pertemanan sesama orang Indonesia. "Karena itu, melihat ini Inter langsung welcome untuk mendukung coach Djadjang. Ini adalah kesempatan Indonesia. Semoga program seperti ini bisa terus berkelanjutan misalnya dengan mengirimkan 1-2 pelatih untuk tinggal di Indonesia . Cita-cita kita kesana, tapi kami butuh menemukan partener yang baik terlebih dahulu. Sebab permasalahan Indonesia itu aslinya ada di akar rumputnya, perlu struktur yang jelas untuk bisa membenahi persepakbolaan Indonesia," ucapnya. Sementara itu, Djanur bertekad keberangkatannya itu akan berguna bagi pesepakbolaan nasional, terutama Persib agar menjadi lebih berkembang. Baginya ini merupakan hadiah yang tidak ternilai, mengingat tidak semua pelatih bisa mendapatkan kesempatan seperti dirinya. "Saya berterima kasih kepada Pak Glen dan Pak Erick atas kesempatan ini. Ini merupakan hadiah berharga bagi saya karena tidak semua pelatih bisa mendapatkan kesempatan belajar seperti ini. Ini bukan program tanpa perencanaan, saya mohon doanya agar semua bisa berjalan lancar dan berguna nantinya bagi Indonesia, serta khususnya Persib. Apakah nanti setelah kembali ke Indonesia lagi akan ke Persib lagi, semua saya kembalikan lagi ke manajemen. Terpenting saya menimba ilmu sebanyak-banyaknya di sana," kata pelatih yang membawa Persib juara Presiden 2015 ini. Selain ingin bisa menimba ilmunya untuk kemudian dibagikan di tanah air kelak, pelatih yang akrab dipanggil Djanur ini juga mengaku tidak tertutup kemungkinan untuk bisa meningkatkan lisensinya serta mendapatkan lisensi UEFA yang tidak banyak dimiliki oleh pelatih di Indonesia,. "Karena ini rencananya sudah cukup lama, maka saya sudah mempersiapkan banyak hal. Tapi mungkin, yang betul-betul belum siap adalah masalah bahasa. Mengingat orang Italia lebih banyak berbicara bahasa Italia dibandingkan bahasa Inggris. Tapi saya akan berusaha belajar," tuturnya kemudian. (Wina Setyawatie/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat